Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanah Karo. Harga jual kol di tingkat petani mengalami penurunan drastis di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, lima hari belakangan. Harga beli di perladangan (lelang,red) saat ini untuk pengiriman ke Jakarta hanya di level Rp 400-Rp 500/kg. Hal ini terjadi sehubungan masa panen di beberapa daerah Pulau Jawa semisal Jember, Dieng, dan Garut.
“Kita kalah bersaing di Jakarta dengan kol asal Pulau Jawa. Biaya ekspedisi sesuai jarak tempuh, membuat harga produksi kita lebih tinggi dari mereka. Dampaknya, harga beli di ladang harus dikurangi untuk menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukan,” ujar Toni Karo-Karo, pengirim sejumlah komoditi hortikultra Tanah Karo, kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (5/9/2019).
Toni mengatakan sebelum masa panen kol di Pulau Jawa, harga beli ditingkat petani sebelumnya masih berada di kisaran Rp 1.000-Rp1.200. Tetapi seiring masuknya kol asal Dieng, Jember, dan Garut, ke sejumlah pasar-pasar besar di Jakarta. Harga kol di Karo berangsur turun bahkan saat ini mencapai penurunan 50% dari sepekan sebelumnya.
Wijaya Ginting pengumpul dan pelaku pengirim sayur-mayur antar pulau juga menyatakan hal yang sama. Dikatakannya, pengiriman kol ke negara tetangga semisal Malaysia dan Singapura dapat dikatakan sudah tidak ada lagi. Karena permintaan ekspor kol hanya beberapa kali setahun ketika pemasuk utama dari Cina, mengalami kendala. Itu pun dalam skala yang tidak besar.
“Sesekali permintaan dari Taiwan ketika wilayah mereka terserang badai. Sementara, Malaysia dan Singapura kuotanya tidak lagi banyak, itupun jika mereka minta. Harga jual kol kita di luar negeri kalah saing dengan komoditi Cina. Pemasaran kol Karo saat ini dominan ke Jakarta sekitar. Dampaknya, ketika kol Pulau Jawa panen harga di sini pasti mengalami penurunan,” ujar Wijaya.
Sementara itu, sejumlah petani kol yang ditemui medanbisnisdily.com mengaku kecewa dengan penuruna harga jual yang cukup drastis selama lima hari terakhir. Petani berharap pemerintah dapat mencari solusi. Apakah itu pangsa pasar baru atau berupa pengolahan kol lebih lanjut, baik dari segi pabrikan atau home industri.