Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Moskow - Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan bahwa pemerintahnya meragukan sejumlah temuan Tim Penyelidikan Bersama (JIT) yang dipimpin Belanda, atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17.
Dalam wawancara dengan kantor berita Sputnik yang berbasis di Moskow, Rusia, Mahathir mengatakan bahwa sejumlah temuan JIT tampaknya "tidak cukup benar".
"Saya tidak meragukan kejujuran mereka. Namun ada hal-hal tertentu yang mereka klaim -- sulit bagi kami untuk menerima... identifikasi rudal -- ya. Wilayah di mana itu terjadi -- itu bisa diverifikasi," tutur Mahathir.
"Namun mengidentifikasi penembakan sebenarnya, oleh siapa (penembakan dilakukan), itu akan sangat sulit dalam keadaan biasa," kata pemimpin negeri Jiran itu seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (5/9/2019).
Mahathir mengatakan bahwa tak ada cukup bukti untuk menyalahkan Rusia atas penembakan pesawat Malaysia Airlines tersebut.
"Ya, (soal Rusia bersalah) itu adalah keraguan kami. Tetapi saya tidak memiliki kerabat yang tewas di sana. Saya tidak memiliki hak apa pun atas klaim asuransi. Saya melihat ini sebagai pengamat dari luar, dan beberapa temuan yang dibuat (oleh JIT) tidak terdengar cukup benar bagi saya dan banyak orang di Malaysia," ujar Mahathir.
Mahathir saat ini tengah berada di kota Vladivostok, Rusia untuk menghadiri Eastern Economic Forum (EEF).
Pada 17 Juli 2014 lalu, pesawat MH17 yang mengangkut 298 orang ditembak jatuh di atas wilayah Donetsk, Ukraina. JIT menyimpulkan bahwa pesawat yang bertolak dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia itu ditembak jatuh dengan sebuah rudal antipesawat BUK yang ditembakkan oleh para separatis pro-Rusia, yang berkonflik dengan pemerintah Ukraina. dtc