Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Di awal sesi I perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cukup tinggi yakni di level 6.329. Namun adanya aksi ambil untung di sesi II membuat IHSG tidak mampu bertahan hingga akhirnya ditutup hanya menguat tipis 2 poin atau 0,034% di level 6.308. Level tertinggi IHSG berada pada 6.336 dan terendah berada pada 6.305.
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, adanya laporan posisi cadangan devisa RI akhir Agustus 2019 harusnya bisa menjadi sentimen positif bagi penguatan saham hari ini. Namun hal ini belum direspon oleh pelaku saham. Pelaku saham saat ini cenderung berhati-hati dan menahan diri akibat adanya kekhawatiran resesi yang terjadi di beberapa negara bagian.
"Saya kira Indonesia saat ini masih tergolong stabil dan tidak mengkhawatirkan sebab adanya kerjasama pemerintah, OJK, BI dan swasta turut membantu stimulus ekonomi dan keuangan. Hanya saja butuh waktu untuk ekonomi makro merespon setiap kebijakan yang ada," katanya, Jumat (6/9/2019).
Posisi cadangan devisa RI pada Agustus 2019 tercatat sebesar US$ 126,4 miliar. Di tengah ketidakstabilan ekonomi global, cadangan devisa RI naik dari posisi bulan Juli lalu sebesar US$ 125,9 miliar. Peningkatan ini merupakan buah hasil respon kebijakan ekonomi pemerintah yang cukup baik.
Dari bursa Global, mayoritas bursa ditutup positif dimana indeks Hangseng naik 0,661%, indeks Dow Jones naik 1,41%, Indeks Nasdaq naik 1,75%, indeks Shanghai naik 0,46% dan Indeks Piliphina naik 0,447%. Penguatan mayoritas indeks saham global ini seiring dengan adanya negosiasi kembali AS dengan Cina terkait hubungan dagang antar keduanya.
Disisi lain, adanya laporan devisa perdagangan yang meningkat bulan Agustus 2019 yang disinyalir berasal dari devisa migas dan penerimaan valas menjadi faktor penguat permintaan mata uang rupiah terhadap dolar AS hari ini. Mata uang rupiah menguat 0,7% atau berada di level 14.046/dolar AS.
"Saya kira pekan depan rupiah bisa kembali berada di bawah level 14.000/dolar AS. Kenaikan cadangan devisa menjadi sentimen positif bagi rupiah," kata Gunawan.