Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong ekspor produk hortikultura Indonesia. Di bulan ini, Kementan telah melepas ekspor beberapa produk pertanian. Beberapa di antaranya adalah buah mangga sebanyak 1,6 ton, bibit tanaman hias sebanyak 141,3 ribu batang, sarang burung walet (SBW) sebanyak 51,5 kg, telur hatching eggs (HE) sebanyak 60,5 ribu butir, serta ular jali sebanyak 1.000 ekor.
"Total nilai ekonomi ekspor produk pertanian yang diekspor kali ini sebesar Rp 2,2 miliar," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan, Ali Jamil dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/9/2019).
"Pasar produk pertanian khususnya berupa sayuran dan buah-buahan sangat terbuka luas di Singapura," terangnya.
Melalui berbagai perangkat kerjanya, kata Ali, Kementan juga terus membuka potensi pasar ekspor untuk komoditas holtikultura. Untuk sayuran misalnya, Kabupaten Bandung tercatat menjadi pemasok andalan ke negara Singapura.
Pemerintah juga tengah berupaya membuka keran ekspor tanaman hias ke berbagai negara, di antaranya ekspor tanaman hias yang sudah menembus pasar Belanda.
"Kemudian ada juga beberapa jenis komoditas lainnya yang sudah diekspor ke Cina dan negara-negara lain di kawasan Asia, Eropa serta Amerika. Adapun jenis yang sering dikirim adalah selada air, jamur, buncis, lobak, bit, labu siam, waluh lokal, dan kentang," lanjut Ali.
Semua bahan komoditas itu dikirim dari beberapa daerah seperti Provinsi Jawa Barat, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Indonesia bagian Timur lainnya.
"Ekspor sayuran ini semakin membuktikan bahwa pemerintah berkomitmen meningkatkan produksi dan kualitas komoditas sayuran. Tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun sanggup mengisi pasar luar negeri," tutur Ali.Sementara itu, khusus untuk pengiriman produk hortikultura, pemerintah sudah membuat rute pengiriman, yakni melalui Bandar Udara Soekarno Hatta dan Pelabuhan Laut Tanjung Priok. Penggunaan di dua lokasi ini dibuat untuk menyesuaikan tingkat ketahanan masing-masing komoditas yang diekspor.
Sebagai informasi Balai Karantina Pertanian sendiri telah menggagas program Agro Gemilang untuk meningkatkan kualitas barang dan membuka keran ekspor. Program ini tak hanya berfokus pada pendampingan teknis, tapi juga edukasi pada calon eksportir baru dengan menggunakan aplikasi i-MACE.(dtf)