Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tahun ini, PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Medan kembali melakukan pekerjaan penanaman saluran kabel bawah tanah bertegangan menengah 20 kilovolt (kV) sepanjang 29,14 kms di sejumlah titik wilayah Kota Medan. Pada tahun 2018, pekerjaan serupa juga telah sukses dilaksanakan di beberapa titik di Kota Medan sepanjang 154 kms. Pekerjaan itu untuk mengalihkan sistem distribusi baru jaringan listrik dari selama ini di udara (pakai tiang) menjadi ke bawah tanah.
Adapun untuk pekerjaan tahun ini, dimulai awal September dan ditargetkan rampung pada akhir Desember. Kabel bawah tanah itu di tanam di sejumlah titik, seperti di Jalan Pattimura mengarah Jalan Jamin Ginting dan seputaran Lapangan Benteng.
Secara teknis, adanya penanaman saluran kabel bawah tanah itu untuk menghubungkan jaringan kelistrikan mulai dari Gardu Induk (GI) GIS Listrik, GI Glugur, sekaligus GI Titi Kuning, dimana masing-masing GI tersebut terkoneksi juga dengan Gardu Hubung (GH) lain yang tersebar di Kota Medan.
Sehingga dengan kabel bawah tanah ini, bisa mengantisipasi manuver apabila terjadi gangguan pada salah satu trafo daya 150 kV atau GI, sehingga beban dapat dialihkan ke GI ardu yang lain melalui GH 20 kV dan penyulang express 20 kV yang baru dibangun sehingga pemadaman akibat gangguan cepat teratasi.
"Kesemuanya itu kami lakukan untuk mendukung Kota Medan menuju smart city," ujar Manager PLN UP3 Medan, Eko Prihandana, melalui Manager Bagian Konstruksi, Dwita Aswiyanti, kepada wartawan di Medan, Senin (9/9/2019).
Didampingi Manager Bagian Jaringan, Hasudungan Siahaan, Manager Bagian Pemasaran, Apridawati Harahap, dan Manager Bagian Keuangan, Mery, Dwita mengatakan tujuan lainnya dari penanaman kabel bawah tanah itu juga untuk meningkatkan kehandalan listrik di wilayah pelayanan Medan sekitarnya.
"Sejak 2018 kita sudah mulai mengembangkan distribusi bawah tanah ini di Medan dan sampai sekarang kita kembangkan lagi hingga tahun-tahun mendatang. Dan mudah-mudahan akan terus ada anggarannya, harapan kita begitu," sebut Dwita.
Pengalihan distribusi daya dari selama ini jaringan udara ke jaringan bawah tanah, juga bertujuan menekan potensi gangguan yang kerap dialami jaringan kabel udara. "Nah ini semua juga untuk memberikan optimisme bagi investor, sehingga investor tertarik menanamkan modalnya dan mengembangkan bisnisnya di Medan," tambah Dwita.
Adapun daerah-daerah prioritas penanaman kabel bawah tanah adalah kawasan yang ditanami banyak pohon atau bangunan tinggi. Sedangkan wilayah-wilayah yang minim pohon atau bangunan tinggi akan tetap dilalui jaringan udara.
Meskipun dalam pengerjaannya kerap menimbulkan kemacetan lalu lintas, tetapi Dwita memastikan penanaman kabel bawah tanah memberikan keuntungan lebih besar kepada masyarakat. "Kami mohon maaf karena pasti membuat pengguna jalan sedikit kurang nyaman," sebutnya.
Penggunaan kabel bawah tanah akan lebih melancarkan aliran listrik karena nyaris tidak dapat menggalami gangguan distribusi. Selama ini, padam listrik sering terjadi akibat jaringan udara yang terkena ranting, binatang atau sambaran petir.
Ditambahkannya, kabel bawah tanah juga memastikan kabel tidak dapat terganggu oleh banjir meski berada di dalam tanah. Kabel bawah tanah juga mampu menekan potensi pencurian arus yang kerap terjadi pada jaringan udara.
"Selain itu, penggunaan kabel bawah tanah juga dapat menciptakan estetika kota yang jauh lebih baik dibandingkan kabel udara yang sering dianggap semrawut," pungkasnya.