Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dari 100 orang anggota DPRD Sumatera Utara, hanya Sutrisno Pangaribuan yang paling rajin menerima kedatangan warga yang berdemonstrasi. Tak ada kata tidak baginya mendengarkan aspirasi masyarakat. Tak penting baginya, berasal dari daerah pemilihannya atau tidak. Apakah dia tengah bertugas sebagai piket atau bukan.
Mahasiswa yang berdemonstrasi atas nama kelompok apapun, membawa isu apapun, dipastikan antusias jika Sutrisno yang menerima.
Namun berbeda dengan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pemerhati Keadilan (GMPK) ini. Saat Sutrisno yang juga Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini hendak menerima mereka, guna didengarkan aspirasinya, mereka malah kabur. Cabut dari gedung DPRD Sumut.
GMPK dengan massa berjumlah sekitar 100 mahasiswa (dari Unimed, UIN Sumut dan UMA) sekitar pukul 10.30 WIB, Selasa (10/9/2019), mendatangi DPRD Sumut. Tuntutannya, mendesak agar Kakanwil Kemenag Sumut, Iwan Zulhami, direkomendasikan ketua DPRD agar dicopot dari jabatannya.
Kata koordinator lapangan GMPK, Munawir, ada dugaan Iwan melakukan tindak pidana korupsi. Dia melakukan pungli dalam kegiatan Kompetisi Sains Madrasah. Di Kabupaten Serdang Bedagai, terjadi kejanggalan dalam perpindahan kepala KUA. Dan di beberapa daerah lainnya.
Bergantian para koordinator dan peserta demonstrasi berorasi meneriakkan tuntutan serta meminta agar para anggota dewan segera keluar mendengarkan aspirasi mereka. Selama 30 menit lebih.
Namun tak satupun anggota DPRD yang menjumpai massa GMPK. Hingga mereka merasa putus asa. Padahal pintu gerbang gedung dewan sudah digoyang-goyang. Tetap saja harapan mereka nihil.
Usaha lain dilakukan. Mahasiswa menyebar membentuk lingkaran di badan Jalan Imam Bonjol. Kemacetan lalulintas tak terhindari. Mobil-mobil yang hendak melintas terhalang melaju. Selama kurang lebih 15 menit situasi itu terjadi.
Mahasiswa berdoa, mendoakan anggota DPRD segera menerima kedatangan mereka.
"Ya Allah, jika anggota DPRD sedang tidur, bangunkanlah mereka. Jika sedang duduk, mintalah agar turun kesini. Jika sedang sakit, sembuhkanlah," begitu doanya.
Perintah bubar dari Munawir kepada seluruh massa mengikuti berakhirnya doa. Para mahasiswa diminta masuk ke dalam angkot. Pulang ke tempat semula. Pukul 12.12 WIB.
Tak disangka doa mereka didengarkan Allah. Bersamaan dengan bubarnya mahasiswa, Sutrisno turun dari ruangannya di Komisi D. Bermaksud menerima massa GMPK.
Tapi rupanya massa sudah "patah arang". Kedatangan Sutrisno tak digubris.
"Sudah...pulang, pulang. Nggak mau kami jumpa. Nggak perlu, kelamaan...," ujar mahasiswa sembari terus memasuki angkot.
Menyaksikan pernikahan tersebut, Sutrisno jadi tertawa. Begitu pula para staf DPRD, aparat kepolisian dan para wartawan. Semua tertawa atas kelucuan yang ditampilkan mahasiswa.
"Sudah, pulanglah kalian cepat..," kata salah seorang polisi.