Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jember - Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember Nurul Ghufron terpilih sebagai salah satu pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sang istri, Siti Aisyiyah merasa hal ini merupakan hadiah terberat menjelang hari ulang tahun suaminya itu.
"Tanggal 22 September ini merupakan ulang tahunnya yang ke-45, ternyata hadiahnya cukup berat," kata Siti Aisyiyah kepada detikcom, Jumat (13/9/2019).
Perempuan yang karib disapa Ais ini mengatakan menjadi pimpinan KPK merupakan sebuah amanah yang sangat berat. Selain harus tahan dengan berbagai macam godaan, berbagai risiko yang mungkin terjadi juga harus dihadapi. Terutama yang berkaitan dengan keluarga.
"Karena kalau saya kan sudut pandangnya dari sisi seorang istri ya. Saya merasa ini kok berat banget amanahnya," kata Ais.
Ibu tiga anak ini bahkan sempat keberatan ketika sang suami berniat mendaftar sebagai calon pimpinan KPK. Namun setelah mendapat penjelasan dari sang suami, dia pun akhirnya bisa memahami.
"Saya (dulu) memang menyatakan keberatan. Saya bilang jangan yang bahaya-bahaya lah, tapi Mas Ghufron mengatakan bahwa ini untuk kepentingan yang lebih besar. Untuk masalah (keamanan) keluarga, dia bilang kalau kita benar, Allah pasti menjaga," katanya.
Kendati demikian, ketika mendengar sang suami terpilih menjadi salah satu pimpinan KPK, Ais mengaku masih sempat ada perasaan yang berkecamuk. Antara rasa bangga dan juga sejumlah kekhawatiran terkait risiko-risiko yang harus dihadapi.
"Perasaan saya campur aduk. Sebagai istri saya merasa berat sekali atas amanah ini. Kita tahulah di KPK kan risikonya juga besar. Itu saya pasti ada ketakutan dan kekhawatiran. Tapi rasa bangga juga ada. Apalagi saya tahu suami saya kan sejak mahasiswa memang sudah menjadi aktivis yang cukup banyak peduli pada sekitarnya," terang dosen Politeknik Negeri Jember ini.
Oleh karena itu, Ais meyakini bahwa sang suami akan mampu menjalankan amanah dengan baik dan profesional. Apalagi suaminya memang sejak awal kuliah sudah fokus dalam bidang hukum pidana, utamanya pidana korupsi.
"Jadi memang itu bidangnya banget. Selain ngajar, selama ini dia kan juga menjadi konsultan, saksi ahli untuk bidang pidana korupsi itu. Sebelumnya kan juga menjadi tenaga ahli di Badan Legislasi DPR RI di bagian perancangan Undang-undang. Jadi ya memang selama ini bergelutnya di dunia itu," tandas Ais.dtc