Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Efisiensi yang dilakukan Bukalapak menjadi sorotan banyak pihak. Alasan Bukalapak melakukan efisiensi karena ingin menjadi startup yang bisa meraih keuntungan.
Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengungkapkan terkait efisiensi yang dilakukan oleh Bukalapak merupakan wujud dinamika retail online yang sangat turbulen.
Rhenald menjelaskan banyak startup lokal lainnya tengah mengalami sebuah pertempuran dalam penanganan manajemen.
"Antara dinamika dan cara manajemen yang disebut sebagai new power versus startup yang dikelola oleh cara old power," kata Rhenald saat dihubungi detikcom, Jumat (13/9/2019).
Hal ini karena semua berhubungan dengan pilihan sumber dana, mentor dan cara merespons. Dibutuhkan beberapa waktu untuk melihat bagaimana cara manajemen menanganinya.
Rhenald mengatakan saat ini pemain di ritel online terbilang banyak dan masing-masing berlari kencang, berbeda dengan platform kesehatan dan travel.
"Lalu mereka mendapatkan pendanaan besar-besaran dari super apps yang sudah punya jackpot yang kuat dan dukungan teknologi juga sangat advance serta fiturnya menarik," tambah dia.
Dia menjelaskan Bukalapak saat ini memiliki pesaing Tokopedia dan Shopee. Kemudian juga ada pemain dari luar negeri yang fiturnya jauh lebih menarik, lebih agile dan lebih menggoda anak-anak muda.
Menurut dia, sebagai marketplace Tokopedia memiliki fitur-fitur yang sudah mapan sehingga membuat pelapak lebih bertahan. Sedangkan untuk Shopee, meskipun basis awalnya tak memiliki dukungan ekosistem yang besar tapi begitu cepat beradaptasi dan sangat kencang promosinya.
Selain itu, komposisi jumlah dan variasi masing-masing pelapak sangat menentukan. Lalu kurasi produk juga sangat menentukan loyalitas pelanggan dan pelapak.
dtc