Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Berasal dari keluarga yang bertalian erat dengan aktivitas politik, Muhammad Andri Alfisah mengaku bukan karena keluarganya dia terdorong terjun ke dunia politik. Ia merupakan caleg terpilih DPRD Sumatera Utara periode 2019-2024. Dari Partai Demokrat, daerah pemilihan Sumut 12, Binjai - Langkat
Andri yang akan genap berusia 22 tahun 4 bulan saat dilantik menjadi anggota DPRD Sumut Senin besok (16/9/2019), adalah putra sulung Idaham yang tak lain juga Wali Kota Binjai. Dia terpilih menjadi anggota DPRD termuda. Tak hanya termuda di periode ini, mungkin juga termuda sepanjang sejarah parlemen di Sumut.
Menjawab medanbisnisdaily.com seusai mengikuti gladi resik pelantikan anggota DPRD beberapa hari lalu, Andri menyebutkan adalah hasil percakapan sesama milenial di komunitas yang didirikannya di Binjai, Binjai Creative Foundation, yang mengawali terjunnya dia menjadi politisi.
Secara umum, ungkapnya, kalangan usia muda anti pada persoalan-persoalan politik. Tidak percaya pada politisi dan partai politik. Akan tetapi suara atau aspirasi para anak muda tidak akan ada yang mendengar jika tidak ada dari milenial yang terjun menjadi politisi.
"Karena banyak kawan-kawan yang mendukung, maka saya memutuskan untuk maju. Mereka tidak mau. Saya ingin memperjuangkan aspirasi kalangan muda," tegasnya.
Dari yang tadinya para anak muda kebanyakan cuma ngoceh-ngoceh, dengan adanya perwakilan di parlemen, aspirasinya akan sampai ke atas. Berikutnya, ada respons dan tindak lanjut.
Adalah kegiatan-kegiatan yang menghimpun dan mengembangkan kreativitas para anak muda yang menjadi salah satu concernnya ketika resmi menjadi anggota DPRD.
Sebelumnya pada 2018 atas nama Binjai Creative Foundation dia pernah menggelar acara Binjai Creative Fest. Dengan BCF kreativitas para milenial terhimpun dan tersalurkan untuk diperlihatkan ke publik. Sangat banyak hal positif yang didapatkan jika kreativitas para anak muda diberi ruang untuk dikembangkan.
Tahun ini, dengan duduknya dia menjadi anggota DPRD, Andri berkeinginan penyelenggaraan BCF skalanya diperbesar. Tidak hanya melibatkan anak muda Binjai. Tetapi juga Langkat dan Medan.
"Saya tidak mau mengecewakan anak-anak muda yang tidak percaya pada politik. PR saya membuktikan supaya mereka punya trust pada dunia politik," tuturnya.
Dengan punya perwakilan di lembaga legislatif, terang Andri, Insya Allah ide-ide kreatif para kawula muda dipahami. Setidaknya didengar.
Mengaku masih "hijau" di dunia politik, putra sulung dari dua bersaudara itu sudah mempersiapkan mental berhadapan dinamika politik di parlemen. Dinamika yang penuh tricky, tarik menarik dan sikut menyikut demi kepentingan tertentu.
"Insya Allah saya siap, setidaknya learning by doing," katanya.
Andri merupakan lulusan University of Greenwich di Singapura. Dari jurusan bisnis manajemen. Setelah empat tahun menimba ilmu disana, gelar Bachelor of Art Businessman atau BBA (Hons) berhasil diraihnya. Titel itu setara dengan sarjana S1 yang didapatkan dari perguruan tinggi di Indonesia. Tidak membutuhkan penyetaraan jika ingin melamar pekerjaan di dalam negeri.
Adik bungsunya saat ini tengah menempuh pendidikan di Australia.
"Ke depan nanti saya ingin kalau orang bicara tentang anak muda atau milenial di Indonesia, berarti bicara tentang Sumatera Utara," tutur Andri.