Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Ladang minyak milik Saudi Aramco di Arab Saudi mendapat serangan dari pesawat tak berawak pada Sabtu (14/9/2019). Belakangan, pemberontak Houthi Yaman mengkalaim jadi pihak yang bertanggung jawab atas serangan yang melibatkan 10 unit pesawat tanpa awak atau drone tersebut.
Serangan ini diyakini bakal memberi pukulan besar bagi pasar ekspor produk minyak bumi dan olahannya.
Seperti dikutip dari Reuters, Arab Saudi adalah pengekspor minyak bumi terbesar di dunia. Setiap harinya, Arab Sudi mengirim lebih dari 7 juta barel minyak ke tujuan global, dan selama bertahun-tahun telah berfungsi sebagai pemasok andalan ke pasar seluruh dunia.
Juru bicara koalisi Kolonel Turki al-Malki mengatakan penyelidikan telah dilakukan terhadap siapa yang merencanakan dan melaksanakan serangan tersebut.
Dia mengatakan, imbas dari serangan ini akan membuat aliansi yang didukung Barat menghadapi ancaman terhadap keamanan energi global dan stabilitas ekonomi.
Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan Aramco akan memiliki lebih banyak informasi dalam waktu 48 jam. Sembari penyelidikan berlangsung kapasitas minyak dalam penyimpanan akan diturunkan untuk mengkompensasi kerugian imbas dari serangan tersebut.
Masih mengutip Reuters, Ada dua titik lokasi yang menjadi target serangan tersebut. Pertama adalah Fasilitas Khurais yang merupakan ladang minyak utama milik Saudi Aramco.
Sementara titik serangan lainnya adalah Fasilitas Abqaiq yang merupakan lokasi pabrik pengolahan minyak terbesar milik Saudi Aramco.
Adapun imbas serangan tersebut memaksa Kerajaan Arab Saudi memangkas produksi minyaknya hingga 5,7 juta barel per hari atau mencapai 50% dari total produksi harian. dtc