Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sumut, Hermansjah, angkat bicara mengenai insiden pengusiran sejumlah wartawan pada saat kegiatan pelantikan anggota DPRD Medan, Senin (16/9/2019). Ia menyayangkan peristiwa itu sampai terjadi. Menurutnya, wartawan bekerja berdasarkan UU No 40/1999. Aparatur Sipil Negara (ASN), maupun DPRD juga berdasarkan UU.
"Semua bekerja berdasarkan UU, jadi harusnya bisa saling menghargai," ujarnya, ketika dimintai konfirmasi, Senin (16/9/2019).
Hermansjah menyebut, seharusnya peristiwa pengusiran wartawan saat acara pelantikan anggota dewan tidak terjadi, apabila pihak Sekretariat DPRD Medan bekerja secara profesional.
"Ini sudah zaman 4.0 tidak perlu ada yang ditutupi. Pelantikan ini kan acara besar, harusnya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, termasuk teknis ruang gerak wartawan saat melalukan peliputan," tegasnya.
Kata dia, wartawan tidak meminta untuk diperlakukan secara istimewa. Cukup seadanya, difasilitasi dan dihargai. "Kalau memang pihak Sekwan tidak profesional dalam bekerja, Wali Kota Medan perlu melakukan evaluasi, kalau perlu dicopot," pintasnya.
Permintaan Hermansjah ini bukan tanpa alasan. Sebab, insiden yang terjadi kepada wartawan bukan kali ini saja terjadi.
"Wartawan kan menjalankan tugas, berita yang ditulisnya bisa tersiar ke masyarakat, jadi masyarakat tahu siapa wakilnya di parlemen dan apa yang dilakukannya. Kalau memang tidak bisa bekerja profesional, wali kota harus evaluasi sekwan nya," bebernya.
Seperti diberitakan, Satpam atau petugas pengamanan di gedung DPRD Medan mengusir wartawan TV nasional saat melakukan peliputan acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan anggota DPRD Medan periode 2019-2024, di gedung dewan, Jalan Kapten Maulana Lubis, pagi tadi.
Peristiwa ini bermula ketika ruang wartawan di lantai ground DPRD Medan dipenuhi tamu undangan, sehingga wartawan CNN dan TV One yang kesulitan mengambil gambar berpindah posisi ke lantai 1.
Setelah mengabil posisi dan menyetel camera tiba-tiba datang satpam bernama Rijwansyah. Dia melarang wartawan berkegiatan di lantai 1.
"Di sini bukan ruang wartawan, ini untuk tamu undangan, wartawan di bawah tempatnya," ketus Rijwansyah.
Fahmi, wartawan TV One mencoba memberikan penjelasan mengapa dirinya sampai berada di lantai 1. "Kami dibawah gak dapat tempat lagi, makanya ke sini. Lagi pula tidak ada yang tergannggu," katanya.
Namun, satpam tersebut bersikeras dan melarang wartawan melakukan tuganya. Bahkan, ia memaksa wartawan untuk segera keluar dari ruangan tersebut.
"Silahkan tanya komandan saja," jawabnya ketika diberitahu bahwa ruangan di lantai bawah telah dipadati pengunjung.
Wartawan CNN, Agus mencoba kembali memberikan penjelasan kepada satpam tersebut. "Happy-happy aja liputan disini, gak ada yang terganggu. Beda kalau ada aksi demonstrasi, ketika membahayakan bisa dibubarkan, ini tidak," terangnya.
Satpam tersebut tetap bersikeras dan hendak mengusir seluruh wartawan yang ada di lantai 1.
Adu mulut pun tidak terhindarkan. Beruntung ada salah seorang pengunjung yang melerai dan memberikan penjelasan kepada satpam tersebut.