Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Seoul - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, meminta bantuan Korea Selatan (Korsel) untuk memperkuat sistem pertahanan udara negara tersebut. Hal ini disampaikan setelah dua fasilitas minyak Saudi diserang drone pada akhir pekan lalu.
Kantor Kepresidenan Korsel dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, Rabu (18/9/2019), menyebut permintaan bantuan ini disampaikan dalam panggilan telepon antara Presiden Korsel Moon Jae-In dengan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) pada Rabu (18/9) waktu setempat.
Dalam percakapan telepon, Presiden Moon menyampaikan belasungkawa untuk kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan drone terhadap fasilitas minyak Saudi pada Sabtu (14/9) lalu. Menurut kantor kepresidenan Korsel, Presiden Moon juga menyatakan dukungan untuk pertempuran global melawan terorisme.
Serangan ke fasilitas minyak Saudi itu memotong produksi minyak Saudi menjadi separuhnya dan membuat harga minyak melonjak ke angka tertinggi dalam empat bulan terakhir. Situasi ini mendorong Korsel untuk mempertimbangkan menggunakan minyak cadangan mereka.
Korsel diketahui merupakan negara pengimpor minyak mentah terbesar kelima di dunia. Sekitar 30 persen suplai minyak Korsel didapat dari Saudi.
Dalam percakapan telepon dengan MBS, sebut kantor kepresidenan Korsel, Presiden Moon menawarkan bantuan upaya rekonstruksi kepada Saudi. Kepada Presiden Moon, MBS menyebut dua pertiga fasilitas minyak Saudi telah pulih dan produksi minyak akan kembali 100 persen dalam waktu 10 hari ke depan.
"Dia (MBS-red) meminta bantuan untuk mendirikan sistem pertahanan anti-pesawat untuk mencegah serangan di masa mendatang," demikian pernyataan kantor kepresidenan Korsel.
Serangan drone pada Sabtu (14/9) dini hari lalu, mengenai fasilitas minyak di Abqaiq dan Khurais, dua fasilitas utama Saudi Aramco yang terletak di wilayah Saudi bagian timur. Otoritas Saudi memastikan bahwa serangan drone yang memicu kebakaran itu berhasil dikendalikan dan tidak ada korban jiwa.
Fasilitas Abqaiq yang berlokasi 60 kilometer sebelah barat daya kantor utama Aramco di Dhahran, merupakan lokasi pabrik pengolahan minyak terbesar milik Saudi Aramco. Sedangkan fasilitas Khurais yang berjarak 250 kilometer dari Dhahran, menjadi lokasi ladang minyak utama Aramco.
Dalam pernyataan terpisah, pemberontak Houthi yang bertempur dengan koalisi Saudi sejak tahun 2015, mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone itu. Namun sejumlah pejabat dan analis menunjukkan serangan itu didalangi oleh Iran. Tuduhan itu telah dibantah mentah-mentah oleh otoritas Iran.
dtc