Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Penyedia jasa ojek online (ojol) baru mulai bermunculan di tengah dominasi Gojek dan Grab di industri transportasi online tersebut. Yang menjadi pertanyaan, apakah pemain baru mampu melawan dominasi kedua pemain terbesar di Indonesia itu?
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF) Bhima Yudhistira menilai, keduanya sulit dilawan. Apalagi dengan status Gojek yang merupakan unicorn dan Grab sebagai decacorn yang valuasinya mencapai di atas US$ 1 miliar.
"Pemain baru relatif berat bersaing dengan satu unicorn dan satu decacorn di sektor ojol," kata dia saat dihubungi detikcom, Kamis (19/9/2019).
Untuk bisa bersaing, paling tidak pemain baru harus mendapatkan suntikan modal. "Suntikan modal adalah segalanya, tanpa suntikan modal yang kuat artinya tidak bisa promo habis-habisan. Market share juga tidak naik, karena yang bisa manjakan konsumen dia yang menang," jelasnya.
Pengamat Transportasi dari Unika Semarang Djoko Setijowarno mengatakan, untuk bisa bersaing, tergantung kreativitas dari pemain baru. Tapi itu pun lagi-lagi tergantung dengan permodalan dari si investor. "(Untuk menggeser dominasi Gojek-Grab) ya tergantung investornya saja," sebutnya.
Sementara Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai penantang Gojek-Grab bisa saja bertahan di industri ojol asal tidak mengikuti pakem yang sudah ada.
"Mungkin bisa, tergantung strateginya dia seperti apa. Harus ada terobosan. Kalau ikutin yang sama saya bilang nggak bisa survive," tambahnya. dtc