Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Yayasan Bina Ketrampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia bekerja sama dengan Serikat Pekerja Rumahan (SPR) Sejahtera mengadakan Sekolah Perempuan Pekerja Rumahan (SPPR). SPPR dilakukan atas keprihatinan masih rendahnya tingkat pendidikan para pekerja rumahan. Hal ini menyebabkan para pekerja rumahan masih berada pada posisi yang lemah dalam menghadapi masalah perempuan dan keluarga yang timbul dalam kehidupannya.
“Kondisi ini masih menjadi salah satu problem utama yang dihadapi perempuan pekerja rumahan, karena para pihak, baik pemerintah maupun perusahaan yang memberi kerja pada mereka kurang memperhatikan sisi ini,” kata Program Manager Mampu Bina Ketrampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia, Erika Rosmawati Situmorang, di sela-sela fasilitasi SPPR di Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, Kamis (19/9/2019).
Kata Erika, penyelengaraan SPPR ini sudha setahun dilakukan, dengan materi yang beragam, berdasarkan kebutuhan SPR Sejahtera.
“SPPR ini merupakan inovasi, ketika kami melihat di lapangan bahwa perempuan khususnya perempuan pekerja rumahan yang mayoritas berpendidikan sangat rendah, bahkan ada yang tidak pernah sekolah sama sekali dan buta huruf. Sebagian dari mereka juga ada yang hanya tamatan SD dan SMP, meskipun ada juga beberapa orang yang tamat Sekolah Menengan Atas (SMA) dan satu atau dua orang diantaranya sarjana,” kata perempuan yang akrab dipanggil Ros ini.
Setelah dilakukan pengamatan dengan seksama dan sebuah studi kecil, atas pembacaan terhadap kondisi tersebutlah, kara Ros, maka pihaknya berpikir perlu semacam sekolah alternatif. Tidak formal-formal kali, namun rutin dilakukan. Minimal satu kali pertemuan dalam setiap bulan. Dengan pendekatan pembagian zona atau pendekatan kewilayahan pada beberapa kecamatan di dalam sebuah kabupaten atau kota.
"Maka kita minta minimal 3 kali pertemuan SPPR untuk wilayah Deli Serdang, Binjai dan Langkat,” timpal Direktur BITRA Indonesia, Medan, Rusdiana Adi.
SPPR menggunakan metoda pendidikan bagi orang dewasa atau biasa disebut andragogy. Materi-materi yang diberikan adalah tentang hak-hak pekerja, hak asasi manusia (HAM), tentang perempuan, politik, hukum, ekonomi, keterampilan membuat produksi rumahan, pemasaran, promosi dan yang lainnya, berupa materi yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan para perempuan pekerja rumahan untuk bekal mencari solusi maupun memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan, rumah tangga, berorganisasi maupun bekerja sebagai pekerja rumahan.
“Salah satu output dari SPPR ini, diharapkan para alumni akan dapat bersaing dalam konstestasi politik minimal di tingkat desa dan kelurahan bahkan sampai pada tingkat kabupaten. Dengan begitu diharapkan mereka akan dapat berpartisipasi ikut, bahkan menjadi pengambil keputusan/kebijakan. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat berjejaring dengan organisasi perempuan dan stake holder untuk dapat mempengaruhi kebijakan yang berpihak pada kepentingan perempuan dan anak,” papar Rusdiana.
Kata Rusdiana. alumni SPPR juga diharapkan menjadi kader desa dan motivator khususnya bagi perempuan desa agar dapat membantu dan berkontribusi dalam perencanaan dan implementasi pembangunan desa.