Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dampak asap dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Riau, dirasakan di 10 kabupaten/kota di Sumatra Utara. Diantaranya menyebabkan iritasi mata dan kulit, gangguan saluran pernafasan, dan memperberat penyakit kronis dan jantung. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumut, Riadil Akhir Lubis, pada Rapat Koordinasi Karhutla di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Jumat (20/9/2019).
Selain itu, dampak asap mengakibatkan berkurangnya jarak pandang antara 1 km - 5 km dan terganggunya penerbangan, seperti di Bandara Aek Godang Padang Lawas Utara dan Bandara Silangit, Tapanuli Utara.
Lalu Riadil mengemukakan tindakan pencegahan, diantaranya pembagian masker, himbaun memakai kacamata, Posko Karhutla, penyediaan informasi melalui BMKG dan BPPD serta himbauan jangan melakukan pembakaran di pekarangan dan di sekitar kebun dan hutan.
Selain itu, ditemukan 83 titik api (hotspot) di 19 kabupaten/kota di Sumut hingga periode September 2019. Secara khusus pada 3 hari terakhir ini, ada 8 titik api yang berada di Asahan, Dairi, Humbahas, Labuhanbatu, Padang Lawas Utara dan Tapanuli Tengah.
Sementara itu, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, yang juga ikut dalam Rakor itu menyampaikan beberapa hal dalam penanganan dampak dan pencegahan Karhutla, diantaranya perlunya koordinasi terpadu antara Pemprov, Pemda, TNI/Polri, masyarakat dan pihak teknis yang menangani Karhutla.
Gubernur meminta masing-masing Pemda di Sumut menyiapkan anggaran untuk penanganan mendesak akibat Karhutla maupun dampaknya. Dunia usaha juga diminta melengkapi infrastruktur pencegahan dan penanganan dampak Karhutla.
Lebih teknis lagi, Gubernur Edy memerintahkan para kepala daerah mengatifkan Satgas Karhutla. Dia juga meminta adanya kerjasama TNI, Polri dan pemerintah memantau titik api. Kemudian Gubernur mendukung proses penegakan hukum terhadap setiap pelanggaran yang berakibat Karhutla.
Pangdam I/BB, Mayjen TNI MS Fadhilah, menyatakan kesiapan pihaknya untuk turut dalam pencegahan dan penanganan Karhutla. Namun diharapakannya agar hal pencegahan dilakukan semua pihak, terutama masyarakat dan para pemilik perusahaan perkebunan.