Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Teheran. Iran melontarkan peringatan keras pada setiap negara yang melancarkan serangan terhadap negara republik Islam itu. Iran mengancam akan menghancurkan siapapun yang menyerang negara tersebut.
Panglima Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami mengingatkan bahwa setiap negara yang menyerang Iran akan melihat wilayahnya berubah menjadi "medan perang utama".
"Siapapun yang ingin tanah mereka menjadi medan perang utama, silakan," cetus Salami pada konferensi pers di Teheran seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (21/9/2019).
"Kami tak akan pernah membiarkan perang merambah wilayah Iran," imbuhnya.
"Kami harap mereka tak akan membuat kesalahan strategis seperti yang mereka lakukan sebelumnya," cetus Salami.
"Hati-hati, agresi terbatas tidak akan tetap terbatas. Kami akan mengejar setiap penyerang," tegas Salami yang disiarkan di TV pemerintah. "Kami akan menghukum dan kami akan terus melanjutkan hingga penghancuran total setiap penyerang," tandasnya.
Ancaman ini dilontarkan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyetujui pengiriman pasukan tambahan untuk memperkuat pertahanan udara dan rudal Arab Saudi. Pengiriman pasukan tambahan atas permintaan Saudi ini dilakukan setelah serangan-serangan ke fasilitas-fasilitas minyak Saudi.
Fasilitas minyak Saudi yang bernama Saudi Aramco diserang drone pada Sabtu (14/9) dini hari waktu setempat. Serangan itu memicu kebakaran di dua lokasi berbeda di dalam kompleks fasilitas minyak Saudi.
Serangan tersebut menargetkan fasilitas minyak di Abqaiq dan Khurais, dua fasilitas utama Aramco yang terletak di wilayah Saudi bagian timur.
Fasilitas Abqaiq yang berlokasi 60 kilometer sebelah barat daya kantor utama Aramco di Dhahran, merupakan lokasi pabrik pengolahan minyak terbesar milik Saudi Aramco. Sedangkan fasilitas Khurais yang berjarak 250 kilometer dari Dhahran, menjadi lokasi ladang minyak utama Aramco. Serangan itu menyebabkan produksi minyak kerajaan tersebut berkurang hingga separuhnya.
Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone ke fasilitas-fasilitas minyak Saudi tersebut. Namun pemerintahan Trump menyimpulkan bahwa serangan itu melibatkan rudal-rudal penjelajah dari Iran. Pemerintah Iran telah membantahnya.(dtc)