Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Kendari - Kabar tentang Randi yang tewas tertembak tak sampai langsung di telinga ayahnya. Sang ayah rupanya masih berada di tengah laut ketika mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari itu menghembuskan napas terakhirnya.
Keluarga Randi tinggal di salah satu desa di Kabupaten Muna, tepatnya di Kecamatan Lohia. Camat Lohia, Hajar, mengaku sempat menanyakan tentang kondisi ayah Randi sebelum anaknya tewas.
"Saya sempat tanya bagaimana ada firasat, lalu dijawab saya dua hari ini loyo," kata Hajar yang mengaku pula masih memiliki hubungan keluarga dengan ayah Randi, Jumat (27/9/2019).
Perasaan beda itu disebut dirasakan ayah Randi ketika melaut. Sebab sebagai nelayan yang biasa melek di kala malam, ayah Randi pantang mengantuk.
"Katanya loyo dan bawaannya mengantuk padahal selama ini kalau melaut kan tidak pernah tidur kalau malam," imbuh Hajar.
Hajar mengatakan ayah Randi benar-benar terpukul. Apalagi, lanjut Hajar, Randi merupakan satu-satunya anak laki-laki dari kelima anak yang dimiliki ayahnya.
Randi sebelumnya dinyatakan tewas dengan luka tembak saat demo yang ricuh di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra). Ayah Randi yang seorang nelayan saat itu masih di tengah laut dan tak mengetahui kabar duka anaknya.
Lantaran tidak membawa alat komunikasi, keluarga menyusul ayah Randi di tengah laut. Ayah Randi diajak kembali ke daratan tanpa diberitahu soal kabar anaknya itu. Setibanya di daratan, barulah ayah Randi mengetahui bila anaknya telah meninggal dunia.
"Sampai rumah kita beritahukan, makanya langsung menangis histeris," kata Hajar. dtc