Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Aksi demo pelajar dari kalangan SMK dan SMA di depan gedung DPRD Sumut baru-baru ini disesalkan dan menyisakan banyak tanya dari berbagai kalangan tentang apa yang mereka perjuangkan. Keterlibatan pelajar dalam demonstrasi di sekitar gedung dewan di Medan menimbulkan kecaman dan keprihatinan dari berbagai kalangan, karena aksi mereka sudah semakin di luar batas kewajaran.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan Bantuan Hukum Advokasi (BBHA) DPC PDI Perjuangan Kota Medan, Rion Arios SH, saat dihubungi medanbisnisdaily.com, Minggu (29/9/2019).
Dikatakan Rion Arios, aksi pelajar sudah di luar batas kewajaran, di antaranya merusak dinding kaca gedung dewan yang dilempari dengan batu.
"Gedung dewan itu dibiayai uang rakyat, seharusnya tidak jadi korban amukan massa yang melemparinya dengan batu," ujar alumni SMAN 18 Medan Marelan ini.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Dharmawangsa Medan ini menilai, tidak seharusnya anak-anak berusia remaja berada di jalan, apalagi di tengah-tengah kerumunan massa yang sangat berisiko tinggi. Karena itu, Rion Arios meminta kepada pihak sekolah dan orang tua siswa agar mengingatkan anaknya masing-masing supaya tidak mudah diprovokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Ia juga menggugah hati para orang tua agar selalu mengingatkan anak-anak mereka terutama kalangan SMA dan SMK untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anaknya.
"Kelompok massa yang katanya menamakan diri pelajar belum tentu seluruhnya pelajar dan belum tentu semuanya satu tujuan. Ada saja yang jadi provokator dan menyulut kemarahan pelajar untuk melakukan hal-hal di luar batas. Ini yang kita khawatirkan terjadi dalam aksi pelajar di Medan," papar Rion Arios.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dalam hal ini perpanjangan tangannya di daerah adalah Dinas Pendidikan, lanjut Rion, perlu juga mengeluarkan surat edaran yang disebarluaskan kepada para kepala sekolah untuk mencegah keterlibatan siswa dalam demonstrasi di jalan.
"Mereka adalah generasi penerus bangsa ke depan, kita harus mengajak bicara, aksi mereka juga bisa dicegah. Mereka ini kan darah muda, dengan adanya upaya memanas-manasi anak-anak ini lewat medsos, sehingga emosi mereka semakin tersulut untuk turun ke jalan," ungkapnya.
Untuk mengatasi hal ini, tambah Rion, pihak sekolah dan orang tua sangat menentukan pelajar ini apakah harus turun ke jalan atau tidak.
"Melarang, bukan berarti mereka tidak boleh mengeluarkan pendapat. Namun, harus dilakukan dengan cara yang tepat sehingga mereka tetap terlindungi dan terhindar dari risiko yang membahayakan," ujar Rion Arios yang merupakan salah seorang tim penasehat hukum Djarot Hidayat dalam kasus pencemaran nama baik yang dilakukan seorang wanita ternama asal Sumut tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumut, Arsyad Lubis mengaku risau melihat banyaknya pelajar demo di Kota Medan. Karena itu, pihaknya membantu Polda Sumut meredam aksi pelajar dengan cara persuasif.
Arsad mengaku ada indikasi bahwa pelajar diajak oleh orang yang tidak bertanggung jawab/provokator untuk menjadi martil supaya situasi bertambah kacau.