Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Menjelang akhir bulan September, harga pangan masih terpantau stabil jika dibandingkan dengan harga di awal bulan. Sejumlah harga kebutuhan pokok yang sempat meroket di bulan lalu, seperti cabai merah, kini harganya sudah bertengger di kisaran Rp 40.000/kg. Padahal bulan lalu sempat menyentuh Rp 70.000-an/kg.
Penurunan harga cabai merah ini membuat Sumatra Utara (Sumut) berpeluang untuk mencetak deflasi di bulan September Ini.
"Saya memperkirakan Sumut akan mengalami deflasi besar di bulan ini, angkanya bisa mencapai 1% lebih. Dikarenakan ada penurunan yang signifikan dari komoditas cabai merah. Mengingat cabai ini menjadi penyumbang inflasi terbesar selama tahun berjalan," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Minggu (29/9/2019).
Menurut Gunawan, penurunan harga cabai menjadi salah satu pemicu besar dimana kemungkinan Sumut masih berpeluang mencapai target inflasi seperti sasaran Bank Indonesia (BI) sebesar 3,5±1%.
Meski pemicu inflasi lainnya seperti daging ayam yang harganya justru mengalami kenaikan harga ke kisaran Rp 29.000/kg dari sebelumnya Rp 24.000/kg, tapi peluang Sumut untuk deflasi sangat besar. Karena secara keseluruhan harga kebutuhan pokok di bulan ini cenderung mengalami penurunan.
Terkait inflasi Sumut secara year to date (Januari-Agustus) sudah mencapai 5,40%, kata Gunawan, potensi Sumut untuk merealisasikan inflasi di batas atas sangat berpeluang terjadi. Dengan catatan ada deflasi lanjutan di bulan Oktober dan November. Karena di bulan Desember, Sumut justru berpeluang merealisasikan inflasi.
Namun yang perlu diwaspadai adalah adanya kemungkinan penurunan lanjutan pada harga cabai merah. Penurunan harga memang akan mengurangi besaran angka inflasi selama tahun berjalan. "Akan tetapi disisi lainnya, penurunan harga cabai tersebut justru menjadi kekhawatiran kita terkait dengan penurunan harga di tingkat petani yang bisa saja menjadi masalah serius bagi daya beli petani kita," kata Gunawan.