Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan masih ada rentetan gempa susulan di Ambon hingga hari ini. Meski demikian, BMKG memastikan frekuensi aktivitas gempa semakin mengecil.
"Hingga hari Minggu pagi, 29 September 2019 pukul 10.00 WIB. Hasil monitoring BMKG terhadap gempa Kairatu (Ambon) menunjukkan telah terjadi 613 kali aktivitas gempa susulan, 72 diantaranya guncangannya dirasakan oleh masyarakat," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, melalui akun tertulisnya, Minggu (29/9/2019).
Daryono mengatakan frekuensi aktifitas gempa susulan di Ambon semakin mengecil. Dia berhara kondisi di Ambon dapat segera normal.
"Hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas gempa susulan menunjukkan frekuensi kejadian gempa yang semakin mengecil. Tandanya aktivitasnya kian meluruh. Semoga kondisi kegempaan di Kairatu, Masohi, Haruku, dan Ambon segera normal kembali dan aktivitas gempa susulan segera berakhir," ujarnya.
Lebih lanjut, Daryono mengatakan BMKG belum bisa memastikan sumber gempa yang terjadi di Ambon. Menurutnya, masih ada gempa susulan hingga hari ini.
"Sudah tiga hari lamanya pascagempa, hingga saat ini belum ada kepastian terkait sumber pembangkit gempa Kairatu-Ambon M=6,5 yang aktivitas susulannya belum berakhir," papar Daryono.
Sebelumnya, Wali Kota Ambon telah menetapkan status masa tanggap darurat pascagempa selama 14 hari. Status tersebut berlaku sejak 26 September 2019 hingga 9 Oktober 2019.
"Wali Kota Ambon menetapkan masa tanggap darurat pascagempa selama 14 hari, terhitung sejak 26 September 2019 hingga 9 Oktober 2019. Kota Ambon menjadi salah satu wilayah terdampak karena gempa M 6,5 yang terjadi pada Kamis (26/5/2019) lalu," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya.
Sebagaimana diketahui, Kota Ambon menjadi salah satu wilayah yang terkena dampak gempa M 6,5 yang terjadi pada Kamis (26/5) lalu. BNPB mendirikan Posko Tanggap Darurat selama status tersebut masih berlaku.
"Selama masa tanggap darurat tersebut, Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Kota Ambon bertugas untuk mengkoordinasikan semua unsur untuk penanganan darurat di wilayah administrasinya," ucap Agus. dtc