Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sepanjang tahun 2019 hingga September, tercatat 17 kasus penyakit difteri di Provinsi Sumatra Utara. Sebanyak 3 kasus di antaranya berujung meninggal dunia. Kasus meninggal terakhir adalah yang dialami Nurul Arifah binti Ahmad Ali, warga negara Malaysia, mahasiswi Fakultas Kedokteran USU Semester V, Sabtu (21/9/2019).
Hal itu dipaparkan Dinas Kesehatan Sumut dalam Rakor Surveilans Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi, di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Senin (30/9/2019).
Sementara tahun 2018, dinas itu juga mencatat terjadinya 17 kasus difteri dan 10 kasus. Namun tidak ada dilaporkan kasus yang sampai berujung meninggal dunia.
Penyakit difteri adalah virus atau penyakit menular yang disebabkan bakteri corynebacterium diptheriae (CD). Penyakit ini menyerang tenggorokan dan hidung yang menyebabkan infeksi.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, menaruh perhatian serius atas kasus difteri itu. Dia meminta seluruh pihak terkait mengutamakan antisipasi dan kepedulian pada kasus penyakit endemik, serta cepat tanggap menanganinya.
"Saya mau cepat sehingga orang tidak sakit. Antisipasi dan kepedulian itu yang penting," kata Gubernur Edy pada rakor yang juga dihadiri Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, itu.
Gubernur tidak mau lagi penyakit endemik tersebut selalu berulang setiap tahun. "Bagaimana anak Sumatera Utara bisa pintar, jika kesehatannya buruk," katanya, seraya berpesan agar setiap tenaga kesehatan melayani pasien dengan serius dan melakukan yang terbaik.
Dia menghimbau para tenaga kesehayan memberi pelayanan terbaik. "Kita melakukan tugas untuk anak bangsa, yakinkan kepada pasien kalau mereka akan sembuh," ujarnya.
Sementara itu, Kadis Kesehatan, Alwi Mujahit Hasibuan, mengatakan, Rakor itu untuk mengonsolidasi seluruh kekuatan di bidang kesehatan, mulai dari dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota, puskesmas, hingga rumah sakit pemerintah.
"Rapat ini untuk menyatukan langkah menyusun strategi menyelesaikan persoalan yang dihadapi khususnya terkait penyakit yang bisa diobati dengan vaksin," sebut Alwi.
Hadir juga di Rakor itu, diantaranya Direktur Utama RSUPH Adam Malik, Bambang Prabowo, para Kadis Kesehatan kabupaten/kota serta para Kepala Puskesmas se-Kota Medan.