Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kendati umumnya menyerang anak-anak, difteri juga dapat menyerang orang dewasa. Oleh karena itu, bagi orang dewasa, juga sangat disarankan untuk melakukan imunisasi.
Seperti yang disampaikan, Tim KLB (Kejadian Luar Biasa) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)) Haji Adam Malik, dr Restuti Hidayani Saragih SpPD. Apabila ada satu orang saja yang suspect difteri disertai kultur positif, hal itu sudah namanya sudah dikatakan KLB.
"Ada atau tidak adanya KLB, orang dewasa diimbau supaya tetap melakukan imunisasi primer (awal) difteri," ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (6/10/2019).
Ia memaparkan, vaksinasinya dilakukan sebanyak tiga kali. Yakni pada bulan ke 0, 1 dan bulan ke 7 hingga ke 13.
"Kemudian bila sudah lengkap, maka setiap 10 tahun sekali harus mengulang untuk penguatannya," jelasnya.
Memang, jelas dia, secara program, seluruh masyarakat Medan harus mendapatkan vaksin ORI (outbreak response immunization) yang dilakukan sebagai respon terhadap KLB. Tapi kata dia, sayangnya pemerintah tidak akan sanggup menanggung biaya vaksin,Tapi yang harganya berkisar diantara Rp 2,5-Rp 3 juta.
"Jadi kembali ke program, vaksin difteri yang ditanggung pemerintah ialah untuk anak dan wanita usia subur," jelasnya.
Restuti menerangkan, vaksin untuk anak dan orang dewasa juga berbeda. Untuk anak vaksinnya adalah DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) yang bisa diperoleh dari Puskesmas atau juga dokter spesialis.
Kendati begitu, Restuti menyebutkan, untuk mengantisipasi difteri, masyarakat juga jangan hanya terpaku pada vaksinasi saja. Melainkan menjalankan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) juga sangat penting.
"Karena kan penularan (bakteri difteri) kan melalui percikan ludah, kontak erat dan kulit luka, sehingga harus cuci tangan. Hal ini lah yang harus ditanamkan sejak kecil sampai dewasa," tandasnya.