Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Berbulan-bulan Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, tak kunjung selesai memilih pembantunya menjabat di berbagai posisi. Seperti, asisten, kepala badan dan kepala dinas. Padahal proses lelang jabatan sudah dilakukan. Menghabiskan waktu dan anggaran. Yang ada, proses lelang untuk sembilan jabatan malah akan diulang.
Anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDI Perjuangan, Rudy Hermanto, menyarankan sebaiknya Gubernur bekerja sama dengan orang luar negeri. Dengan lembaga asing. Seperti pernah dilakukan mantan Bupati Tapanuli Selatan, Ongku Hasibuan.
Kata Rudy yang juga mantan anggota DPRD Padang Sidimpuan, waktu itu ketika hendak memilih sekretaris daerah, Ongku bekerja sama dengan NGO asing di bawah PBB. Hasilnya terbukti memuaskan dan kwalified.
"Saya sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan Bupati Ongku itu, karena pasti lembaga asing itu tidak ada kepentingan menseleksi orang. Akhirnya yang terpilih adalah yang terbaik," ujar Rudy, Rabu (9/10/2019).
Ungkapnya, tidak ada yang salah jika Gubernur melakukan proses ulang lelang jabatan. Itu artinya dia tidak percaya dengan kandidat yang sudah terpilih. Termasuk juga tidak percaya dengan tim atau panitia yang memilih. Akan tetapi, agar terpilih orang yang lebih baik, harus dilibatkan orang atau lembaga yang lebih independen, lebih mumpuni dan lebih berkemampuan.
Misalnya, terangnya, mengikutkan perguruan tinggi, media atau bahkan anggota DPRD. Masing-masing mengkritisi para peserta lelang, berdasarkan prinsip-prinsip meritokrasi. Bukan karena faktor-faktor lain apalagi bersifat pribadi.
"Kalau mau lebih baik, Gubernur harus melibatkan lebih banyak orang, lebih berpengalaman. Bahkan dari luar negeri bisa diikutkan. Mereka kan tidak kenal pada orang yang mau diseleksi, penilaiannya objektif," tegas Rudy.