Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kasus penyelundupan benih lobster (BL) kembali terkuak. Kali ini, ada tiga wilayah di Indonesia yang menjadi sasaran para penyeludup tersebut, yakni Jambi, Banten, dan Batam.
Pada 3 Oktober lalu, Kapolsek Kuala Jambi beserta anggotanya berhasil menggagalkan upaya penyeludupan BL. Saat itu, sebanyak 246.600 ekor BL yang dikemas dalam 47 box berhasil diselamatkan. Adapun nilai dari sejumlah BL tersebut yakni Rp 36,9 miliar.
Kasus kedua, juga pada 3 Oktober 2019, Tim Intel LANTAMAL III dan Tim Sitel LANAL Banten berhasil melakukan penggrebekan dengan lokasi TKP di gudang milik H. Oman dengan alamat Desa Muara Lebak Binuangen, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak Banten. Adapun BL yang berhasil diselamatkan sebanyak 118.383 ekor dengan nilai Sumber Daya Ikan (SDI) yang berhasil di selamatkan sebesar Rp 17,7 miliar.
Kasus ketiga, pada tanggal 4 Oktober 2019 di Batam, Tim LANTAMAL IV, GUSKAMLA KOARMADA I, dan LANAL Batam berhasil melakukan penangkapan speed boat yang membawa BL di Perairan Selat Kelelawar. Saat itu, sebanyak 75.787 ekor benih lobster senilai Rp 11,4 miliar berhasil diselamatkan.
Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP, Rina mengungkapkan, sepanjang 2019 ini, ada 63 kasus penyeludupan benih lobster yang terkuak. Dari 63 kasus tersebut, sebanyak 5.150.488 ekor benih lobster terselamatkan.
"Selama periode tahun 2019 tercatat telah terjadi 63 kasus pelanggaran, yang masing-masing terdiri dari 11 kasus ditangani oleh BKIPM, 34 kasus oleh POLRI, 15 kasus oleh TNI AL dan 3 kasus ditangani oleh Bea dan Cukai. Terhadap 63 kasus tersebut, jumlah total BL yang berhasil diselamatkan sebanyak 5.150.488 ekor," terang Rina di Gedung Mina Bahari IV, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Dari jumlah tersebut, nilai SDI yang berhasil diselamatkan sebesar Rp 733,67 miliar. "Nilai BL yang berhasil diselamatkan tahun 2019 sampai dengan tanggal 5 Oktober ini sebanyak Rp 733,67 miliar," tandas Rina.(dtf)