Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Mendikbud Muhadjir Effendy meminta Badan Akreditasi Sekolah dan Madrasah merumuskan ideologi sekolah. Sebab selama ini, tidak ada pedoman atau alat ukur terkait radikalisme.
"Mumpung ada Pak Kepala Badan Akreditasi Sekolah, Pak Toni. Kita ini belum membikin instrumen untuk mengukur kapasitas ideologi sekolah. Lucu sekali. Jadi ukuran kita ini sangat-sangat positivistik," kata Muhadjir saat memberi sambutan di acara seminar dan peluncuran buku 'Pengayaan Pengawasan Sekolah' oleh Maarif Institute di Kantor Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (9/10/2019).
Muhadjir menilai alat ukur ideologi itu sangat penting. Bahkan, soal tingkat toleransi di sekolah juga tidak bisa dilihat.
"Jadi kalau kemudian ada praktik-praktik radikalisme itu bukan salahnya sekolah, karena memang selama ini kita tidak memberikan rambu-rambu pedoman. Bahkan alat ukurnya juga tidak pernah diketahui. Karena ini adalah pekerjaan kita," ujarnya.
Karena itu, menjadi sulit menyalahkan sekolah terkait terorisme karena tidak ada dasarnya. Muhadjir menekankan aspek ideologi sekolah harus ditata.
"Ini saya juga kepikiran, iya ini, kita mau menyalahkan sekolah itu dasarnya apa? Toh selama ini belum pernah dinilai. Dan kalau nilai itu juga tidak jelas. Jadi ini juga penting karena aspek ideologi sekolah ini saya kira ini perlu ditata lagi dalam penilaian akreditasi sekolah," tuturnya.
Menurut Muhadjir, banyak sekolah yang terpapar praktik yang dianggap sebagai radikalisme karena mereka tidak tahu. Karena, tidak ada pedoman atau alat ukurnya.
"Ya itu karena borang akreditasinya nggak ada. Nggak menjelaskan mana yang bener mana yang salah. Dan kalau ini masuk nanti ke borang akreditasi saya kira bisa, mudah. Guru-guru itu insyaallah cerdas kok. Kalau mereka sendiri tidak melakukan itu mereka tidak tahu, yang pertama. Kedua karena memang rentan ya pihak-pihak lain masukin itu," tuturnya.
Muhadjir mengatakan ada kepala sekolah yang terindikasi terpapar ideologi radikal. Namun, pihaknya tidak bisa langsung memberi penilaian.
"Ada (kepsek terindikasi ideologi radikal) tapi itu kita tidak bisa langsung memberi penilaian seperti itu karena memang tidak ada alat ukurnya kan. Karena itu kita harus hati-hati betul untuk segera, kecuali nanti kalau sudah itu, ada instrumennya melalui jalur akreditasi maupun jalur inspektorat, pengawasan," tuturnya. dtc