Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Terhitung sampai Kamis (10/10/2019) Pimpinan Terpilih Komisi Pemberantasan Korupsi, Lily Pintauli Siregar, masih berada di Kota Medan. Sejak hari Minggu (6/10/2019) saat dia menggelar acara tasyakuran di rumah keluarganya di Jalan Garu VI, No 18AA, Medan Amplas, Kota Medan.
Antusiasme warga Sumatra Utara atas terpilihnya Lily menjadi pimpinan KPK yang baru meluap-luap. Kehadiran para undangan di acara tasyakuran, mulai dari warga biasa hingga level orang terpenting di Sumut (VVIP), cukup menjelaskannya. Selama beberapa hari sebelum meninggalkan Medan, bergantian berbagai institusi mengundangnya. Termasuk para mahasiswa dan akademisi dari FISIP Universitas Sumatra Utara (USU).
Mereka semua menyampaikan, doa, harapan atau dukungan terhadap posisinya sebagai pemimpin lembaga pemberantasan korupsi di Indonesia.
Kata Lily yang pernah menjadi aktivis atau pegiat penegakan hukum dan HAM di berbagai lembaga swadaya masyarakat di Sumut, baru pada 20 Desember mendatang dia bersama empat pimpinan KPK lainnya dilantik. Sejak hari itu mereka resmi bekerja.
Oleh karena itu belum ada pertemuan serius antar mereka dijalin. Seperti soal visi dan misi yang perlu disatukan, strategi pemberantasan korupsi yang bakal dijalankan atau yang lainnya yang krusial.
"Baru sebatas say hallo saja," terangnya kepada medanbisnisdaily.com saat diwawancarai beberapa hari lalu.
Pengalaman sebagai salah satu pimpinan di lembaga negara lainnya, yakni Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), menjadi bekal penting bagi Lily dalam bertugas di KPK. Tidak akan ada kegamangan lagi. Setidaknya ada beberapa kesamaan agenda kerja, seperti, pendidikan dan sosialisasi. Perbedaannya ada pada penyidikan, pencegahan dan penindakan.
Kendati belum memetakan pekerjaan pemberantasan korupsi yang bakal dijalankan, termasuk terkait kasus-kasus yang ditinggalkan pimpinan yang akan digantikan, dia mengaku tugas yang bakal dikerjakan terbilang berat. Dengan prinsip ringan sama dijinjing dan berat sama dipikul, semua akan ditangani.
"Kan nantinya 5 pimpinan KPK akan bekerja dengan sistem kolektif kolegial. Kita akan evaluasi kasus-kasus yang menjadi pekerjaan rumah pimpinan kedepan," ujarnya.
Tentang Ketua KPK Terpillih, Firli Bahuri, yang oleh publik dinilai tidak pantas dipilih menjadi pimpinan, Lily menyatakan tidak ada lagi persoalan dengannya. Sebagai sosok berlatar belakang hukum dia selalu berbicara sesuai dengan fakta dan data.
Firli ditentang banyak pihak terpilih menjadi pimpinan KPK, termasuk oleh wakil ketua saat ini, Saut Situmorang, dan para pegawai, akibat dinilai tidak independen. Saat menjabat sebagai Deputi Direktur Penindakan, dia bertemu dengan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat yang tengah diselidiki keterkaitannya dengan divestasi PT Newmont.
Ungkap Lily, hingga ke tingkat fit and proper test tidak ditemukan barang bukti pelanggaran Firli sebagaimana dituduhkan. Oleh karenanya, mau atau tidak dia harus diterima.
"Karena klarifikasi sudah dilakukan secara transparan dan publik ikut melihat, seharusnya kita bisa menerima (Firli) dengan pikiran yang jernih," terangnya.
Penolakan oleh pegawai KPK yang tergabung dalam Wadah Pegawai, tutur Lily akan diatasi dengan cara berkomunikasi secara terus menerus. Dengan komunikasi yang baik, saling mendengar dan saling memahami, berbagai perbedaan dibicarakan. Pimpinan terpilih akan mengevaluasi seluruh aturan yang ada.
Semuanya membutuhkan proses komunikasi agar para pegawai bisa menyatu dengan para pimpinan bisa menyatu. Seperti pasangan suami istri yang memerlukan waktu agar benar-benar menyatu, antar pimpinan KPK dengan pegawai juga demikian.
"Sepanjang semua pihak dalam proses komunikasi bisa bersikap dewasa, pasti semua bisa selesai," katanya.
Target indeks persepsi korupsi Indonesia di angka 50 yang diamanatkan Perpres No. 54/2018 tentang strategi nasional pemberantasan korupsi bagi Lily sangat penting diwujudkan. Meningkat dari posisi saat ini yang masih berada di angka 38.
Itulah kenapa dia berjanji akan bekerja keras sesaat setelah dilantik kelak. Agar bisa memenuhi ekspektasi publik, termasuk masyarakat Sumut. "Saya akan tancap gas setelah dilantik nanti," tegasnya.