Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Di antara warga atau kelompok masyarakat di Sumatra Utara yang bersukacita atas terpilihnya Lily Pintauli Siregar menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi adalah para aktivis atau pegiat di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sukacita tersebut terungkap pada saat hadir di acara tasyakuran Lily (6/10/2019). Dari berbagai generasi para aktivis LSM hadir. Yang pernah bersama-sama beraktivitas di satu lembaga dengannya atau yang berjaringan.
Ungkapan sukacita diperlihatkan dengan beraneka cara. Bersalaman erat, berpelukan dengan cipika-cipiki, dan berfoto bersama. Berfoto berkali-kali, tak puas foto bareng, dilanjutkan dengan foto terpisah.
Di antaranya yang tak bisa menyembunyikan kegembiraannya atas prestasi Lily adalah mantan aktivis mahasiswa sekaligus aktivis LSM, Sahat Lumbanraja.
Pada masanya, Sahat yang kini menjabat Ketua Harian Jokowi Center, sangat dikenal di kalangan pelaku-pelaku perlawanan terhadap rezim diktator Soeharto. Dia menjadi panutan di kampus-kampus. Karena konsistensi dan daya tahannya.
Terpilihnya Lily menjadi pimpinan KPK, katanya, hal itu sangat menggembirakan. Karena pernah beraktivitas di LSM, Lily pasti mengetahui betul kondisi masyarakat bawah yang begitu mendambakan keadilan. Merindukan Indonesia khususnya Sumut bersih dari korupsi.
Lily diharapkan Sahat bisa bekerja maksimal mengawal pembangunan di Sumut. Agar tidak terulang lagi peristiwa memalukan di masa lalu. Di mana dua orang gubernur, banyak bupati serta anggota DPRD yang terjerat kasus korupsi dan dijebloskan ke dalam penjara.
"Terpilihnya Lily, diharapkan ada pengawasan yang lebih ketat terhadap proses pembangunan di Sumut," terang Sahat yang terpaksa turun dari Jakarta guna menghadiri tasyakuran Lily ketika diwawancarai beberapa hari lalu.
Sahat berharap keberhasilan Lily menjadi inspirasi bagi pegiat-pegiat LSM lainnya di Sumut. Dari bawah dia dengan ketekunan dan konsisten akhirnya bisa menduduki jabatan mentereng di sebuah lembaga penegak hukum.
Para aktivis diharapkannya tidak ragu-ragu terjun ke dunia politik praktis, masuk ke lembaga hukum formal semacam KPK untuk menjadi komisioner atau eksekutif. Supaya bisa lebih maksimal mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan publik yang berpihak pada rakyat.
"Semoga ini jadi trigger. Adanya Lily di KPK kan mempermudah bagi kawan-kawan aktivis menyampaikan laporan secara efektif dan cepat karena bisa terhubung secara langsung," tegasnya.