Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Menurut catatan Bupati Serdang Bedagai, Soekirman, ada tiga orang kawan karibnya dari Sumatra Utara berhasil meraih jabatan prestisius di lembaga negara yang berkedudukan di Jakarta. Sebagai komisioner di institusi pelayanan publik.
Pertama, Farid Wajdi di Komisi Yudisial. Kedua, Ahmad Taufan (Topan) Damanik di Komisi Nasional Hak Azasi Manusia, dan yang terakhir, Lily Pintauli Siregar, salah seorang pimpinan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Untuk ketiganya, yang merupakan mantan aktivis LSM tersebut, Soekirman mengungkapkan kebanggaannya.
Khusus untuk Lily yang beberapa hari lalu (6/10/2019) menyelenggarakan tasyakuran, Soekirman juga menyatakan syukur dan selamat untuknya. Sebagai bekas sesama pegiat keadilan yang dimasa lalu kerap berjaringan, dia cukup mengenal Lily.
Ungkapnya, setelah meraih gelar sarjana hukum, Lily aktif di gerakan pemberdayaan masyarakat kecil yang kerap terabaikan. Melalui lembaga Pusbakumi dan kemudian PBHI. Sambil meneruskan studi guna meraih gelar master hukum.
Selanjutnya dalam kariernya, Lily berhasil meraih posisi sebagai pimpinan di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Yang teranyar menjadi salah seorang wakil ketua di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Lily itu seorang pembelajar, dengan tekun dia memulai dari bawah. Dalam studi dan karier hingga menjadi pimpinan KPK. Karena juga pernah memimpin di LPSK, pasti nyalinya tidak usah diragukan saat di KPK," terang Soekirman menjawab medanbisnisdaily.com dalam satu wawancara.
Karena selama ini Sumut dikenal sebagai provinsi dengan tingkat korupsi yang tinggi, dia berharap dengan adanya Lily sebagai pimpinan KPK dapat ditekan.
Sebagai pejabat publik, Soekirman sadar tidak bisa lagi sembarangan berjumpa atau berkomunikasi dengan Lily. Oleh KPK, Pemkab Sergai yang dipimpinnya merupakan objek koordinasi, supervisi dan pencegahan (korsubgah) tindak pidana korupsi. Agar tindak penyelewengan anggaran negara terus dapat ditekan. Sehingga indeks persepsi korupsi Indonesia meningkat.
Walau demikian, Soekirman tetap punya cara guna men-support kesuksesan Lily memimpin KLK. Yakni dengan meningkatkan nilai korsubgah. Jika tahun lalu Sergai merupakan peraih nilai korsubgah tertinggi di Sumut dengan nilai 73, tahun 2019 nilainya naik jadi 82. Kendati dalam hal peringkat turun ke urutan kedua, berada di bawah Samosir yang memiliki nilai 83.
Ungkap Soekirman, dengan mempertahankan atau meningkatkan nilai korsubgah setinggi mungkin di Sergai, berarti dia bukan bagian dari masalah dalam hal pemberantasan korupsi. Sehingga tidak berurusan dengan KPK.
"Sumut lagi, Sumut lagi, jangan sampai terjadi hal seperti itu. Kan Lily jadinya malu jika Sumut terus bermasalah dengan tindak korupsi," tegas Soekirman.