Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. PSMS Medan dipastikan tak bisa mengelar pertandingan di Stadion Teladan Medan saat melakoni partai tunda dengan Babel United. Padahal, ini partai pamungkas yang menjadi titik nadir bagi PSMS melaju ke babak 8 besar.
Keputusan ini setelah PT Liga Indonesia Baru, selaku operator menetapkan laga berlangsung di luar Sumatra Utara. Keputusan tersebut tertinggal dalam surat yang diterbitkan PT LIB dengan Nomor : 394/LIB/X/2019 tentang penetapan jadwal pertandingan babak pendahuluan Liga 2 2019 PSMS Medan versus Babel United.
Dalam surat tertanggal 15 Oktober 2019 tersebut, LIB menetapkan jadwal dan venue laga tunda PSMS dengan Babel. Yakni digelar di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, Senin (21/10/2019) kemarin.
Surat yang ditandatangani Direktur PT LIB, Dirk Soplanit itu meminta agar manajemen PSMS dan panitia pertandingan bersiap menyusun dan mengelar pertandingan tersebut.
"Agar kepada klub PSMS sebagai tuan rumah melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar pertandingan dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan," bunyi surat itu.
Keputusan ini pun menjadi pukulan bagi manajemen PSMS. Bagaimana tidak, dengan diputuskan digelar di Pekanbaru menjadi kerugian bagi PSMS.
Sekretaris PSMS, Julius Raja mengaku terjadi perdebatan alot saat menentukan lapangan pertandingan. Tim Babel ogah di gelar di Medan, dan minta ditempat netral.
"Ya, inilah konsekuensinya yang harus diterima. Dan masih bersyukur karena hasil debat tadi malam. Kita yang paling ngotot minta main di Pekanbaru. Karena dari pihak Babel tidak mau main di Medan. Karena sudah dua kali gagal. Dan mereka juga ngotot minta main di Jakarta lapangan PTIK," ungkap pria yang akrab disapa King itu, Selasa (15/10/2019) malam.
King menyebutkan, pihaknya ajukan tiga opsi lapangan yang menjadi venue pertandingan. Dengan digelar di Pekanbaru, King yakin, PSMS akan tetap mendapatkan dukungan dari para supporter.
“Sebelumnya aku buat tiga opsi. Kita buat di Teladan, atau Pekanbaru. Kalaupun ke Jawa harus main di Stadion Cibinong. Akhirnya terpilih Pekanbaru. PSMS ke Pekanbaru dekat, begitu juga Babel ke Pekanbaru dekat. Jadi fair kan," tegas King.
“Artinya suporter kita (PSMS) ke sana (Pekanbaru) bisa. Kalau di Medan tidak bisa. Kata mereka sesuai ketentuan dan alasan keamanan,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, pelatih PSMS Jafri Sastra mengatakan, menyerahkan putusan sepenuhnya kepada manajemen. Meski diakui Jafri dengan ditundanya beberapa pekan, tentu tim pelatih sudah menyiapkan strategi baru.
"Kalau itu sudah keputusannya, dan manajemen tidak ada masalah ya harus dijalani. Kita hadapi. Artinya partai-partai tunda yang memang banyak kepentingan dalam hal ini ada beberapa klub punya kesempatan untuk lolos. Yang penting sekali kita harus siap aja mensiasatinya,” ucap Jafri.
Bagi Jafri, yang terpenting saat ini adalah timnya fokus pada pertandingan melawan Persiraja. Mengingat dua laga sisa sangat menentukan nasib PSMS lolos ke babak 8 besar.
“Kita ada jeda 4 hari habis lawan Persiraja nanti. Ya itu akan kita bicarakan sama manajemen seperti apa keberangkatan di sana. Yang pasti kita fokus dulu lawan Persiraja,” akunya.
Diberitakan sebelumnya, sesuai jadwal, laga pekan ke-19 ini berlangsung di Stadion Teladan Medan, 27 September lalu. Namun, ditunda keesokan harinya karena demo aksi mahasiswa yang menuntut RUU KPK dan lainnya, yang berakhir ricuh saat itu. Keesokan harinya, 28 September, pun polisi tak mengijinkan pertandingan digelar, dengan pertimbangan situasi dan kondisi belum kondusif.
Penundaan pertandingan ini pun diserahkan ke operator PT LIB dan ditentukan berlangsung di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubukpakam, Sabtu (12/10/2019). Namun, pihak kepolisian kembali tak memberi restu pertandingan berlangsung dengan alasan jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI.