Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) menyebutkan pada kuartal IV-2019 rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh bank atas dana nasabah dalam rupiah diperkirakan turun 7 basis poin (bps) dari kuartal sebelumnya menjadi 5,9%. Sementara biaya dana yang dioperasionalkan perbankan untuk memperoleh pendapatan atau cost of loanable fund dalam rupiah juga diperkirakan turun 7 bps menjadi 9,09%.
Kemudian rata-rata suku bunga kredit akan mengalami penurunan. Misalnya bunga kredit modal kerja menjadi 11,37%. Lalu untuk bunga kredit investasi dan kredit konsumsi juga diperkirakan turun masing-masing 7 bps dan 3 bps menjadi 11,51% dan 13,15%.
"Pada jenis kredit konsumsi, penurunan suku bunga terjadi pada kredit kendaraan bermotor sebesar 7 bps, diikuti oleh penurunan bunga kredit kepemilikan rumah atau apartemen dan kredit multiguna masing-masing sebesar 4 bps," tulis keterangan resmi BI, dikutip Rabu (16/10/2019).
Sedangkan untuk keseluruhan tahun ini, survei BI menyebut kredit bank hanya tumbuh 9,7% lebih rendah dibandingkan perkiraan kuartal sebelumnya 11,2% maupun dengan realisasi pertumbuhan kredit 2018 sebesar 12,1%. Responden menyampaikan bahwa prakiraan kredit ini didukung oleh kondisi moneter dan ekonomi yang menguat dam risiko penyaluran yang terjaga.
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) juga diprakirakan melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari saldo bersih tertimbang prakiraan penghimpunan DPK tahun 2019 sebesar 7,33% lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya 91,7%. Prakiraan tersebut didukung oleh peningkatan fasilitas dan pelayanan bank kepada nasabah.
Survei juga menyebut, permintaan kredit baru melambat pada kuartal III-2019 dan diprakirakan kembali meningkat pada kuartal IV-2019.
Perkembangan tersebut tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada kuartal III-2019 sebesar 68,3%, lebih rendah dibandingkan 78,3% pada kuartal sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan tersebut terutama bersumber dari kredit investasi dan kredit konsumsi.(dtf)