Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labura. Kecamatan Kualuh Leidong dan Kualuh Hilir yang terletak di pesisir Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Provinsi Sumatera Utara, menorehkan kisah sulitnya akses jalan, terlebih di musim hujan. Meski sebagian ruas jalan protokol sudah dibeton, namun kondisi di kedua kecamatan penghasil padi terbesar di Labura itu, menorehkan kisah heroik para guru dan siswa saat pergi dan pulang sekolah.
"Jarak rumah saya ke sekolah sekitar 500 meter. Saat musim hujan, kami ke sekolah buka sepatu. Sampai di sekolah kaki dicuci sebelum masuk kelas," kata Jeremian Br. Simamora (26), guru SD Negeri 118200 Blok 2 Tanjung Leidong, Rabu (16/10/2019).
Sebagian guru yang naik sepeda motor, lanjut Jeremian, menumpangkan kendaraannya di rumah warga. Selanjutnya berjalan kaki sekitar 400 meter menuju sekolah.
"Jika musim hujan tiba, kami memaklumi jika ada siswa yang mengenakan baju biasa. Kami berharap pemerintah, baik pemerintah desa hingga pemerintah kabupaten agar lebih memperhatikan jalan di sini," harap Jeremian.
Ketua DPRD Labura, Ali Tambunan, mengatakan, sebaiknya masyarakat menyampaikan permohonan kepada Pemkab melalui surat jika jalan rusak tersebut termasuk bagian dari jalan daerah.
"Kalau jalan itu termasuk jalan desa, maka pihak desa harus mengupayakan pembangunan. Namun jika jalan tersebut termasuk jalan daerah, maka masyarakat setempat semestinya melayangkan surat ke bupati dan tembusannya ke DPRD Labura dan Dinas PUPR. Biar nanti saya follow up," kata Ali yang menjabat sebagai Ketua DPRD Labura selama 3 periode itu.
Ali berharap, seluruh masyarakat juga berpartisipasi dan peduli terhadap jalan dengan tidak membawa truk sawit yang over kapasitas.