Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Selain Kantor LBH Medan, salah satu tempat kumpul para aktivis di Medan yang ikut diteror adalah Literacy Coffee (LC). LC yang terletak di Jalan Jati II, No 1, Teladan Timur, Kota Medan ini, lebih dulu diteror, yakni pada Sabtu subuh (12/10/2019). Diduga aksi teror dilakukan oleh orang tak dikenal berkaitan dengan aktivitas yang berlangsung di tempat ini. Apa sebenarnya aktivitas yang digelar di LC, berikut informasinya.
LC dikenal sebagai tempat diskusi sambil ngopi itu. LC dibuka pada September 2017 oleh Jhon Fawer Siahaan. Jhon adalah alumni mahasiswa Ilmu Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan (Unimed)
Ditemui medanbisnisdaily.com, Sabtu (19/10/2019),, Jhon menceritakan awal-awal ia mendirikan LC.
Gagasan itu muncul karena melihat hampir tidak ada tempat baca di Medan yang memadukan konsep cafe kopi.
Jhon yang menyewa tempat itu secara tahunan, kemudian melengkapinya dengan ribuan judul buku dan arsip-arsip penelitian. Buku itu sebagian koleksi pribadinya, sebagian lagi dia beli dan disumbangkan teman-temannya.
Selain tempat diskusi dan ngopi, LC juga diharapkan menjadi pusat dokumentasi yang memadukan konsep perpustakaan dan tongkrongan yang nyaman bagi anak-anak muda, khususnya mahasiswa. Seiring waktu, geliat aktivitas semakin berkembang di tempat ini. Mulai dari diskusi, nonton bareng, pameran seni, pertunjukan seni budaya. Kegiatan-kegiatan itu tidak semuanya digagas pengelola LC, tetapi juga sejumlah komunitas yang ada di Medan. LC hanya menyediakan tempat dan peralatan.
"Tidak ada bayaran. Harapannya mereka mau pesan kopi. Itulah yang kami jadikan biaya operasional," kata Jhon.
Konsep di LC juga unik, karena tidak selalu mematok harga per segelas kopi yang dijual. Prinsipnya semacam subsidi silang. Jadi orang-orang tertentu, kadang mau membayar lebih. Mereka memasukkan uangnya ke sebuah "celengan" besar yang disiapkan Jhon setiap kali ada acara di tempat ini.
Banyaknya agenda diskusi yang digelar di LC membuat Jhon dan beberapa temannya yang ikut membantu, akhirnya mengkonsep diskusi itu sesuai tema. Misalnya beberapa bulan lalu, mereka ada program "Gelanggang Kota Medan 2020". Program ini dibuat untuk memberikan wadah bakal calon (balon) Wali Kota Medan yang ingin menyampaikan pandangan-pandangannya ke masyarakat.
"Beberapa balon Wali Kota Medan, seperti Edy Ikhsan, Sutrisno Pangaribuan, Alwen Ong, Sahyan Asmara, Maruli Siahaan," kata Jhon.
Jhon mengatakan, program terbaru saat ini di LC adalah "Onan Medan", yakni semacam pasar produk kreatif. Pelakunya adalah pegiat-pegiat industri kreatif di Medan. Mereka ada yang jual buku, kaktus, kuliner, sabut piring dan sebagainya. "Onan Medan" digelar setiap Sabtu sore.
Terkait teror yang terjadi di LC, Jhon mengaku sampai saat ini belum tahu siapa pelakunya. Namun sementara ini pihaknya membatasi diskusi-diskusi politik.
"Kita stop dulu 'Gelanggang Kota Medan 2020'. Belum tahu kapan dilanjutkan. Sampai sekarang aku juga bingung kenapa ada meneror LC," kata Jhon.