Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Beirut. Pemerintah negara Lebanon mengumumkan bahwa layanan WhatsApp akan kena pajak. Hal itu memicu munculnya kerusuhan yang cukup parah di seluruh negeri.
Awalnya, pemerintah mengumumkan akan membebankan pajak USD 6 per bulan buat WhatsApp dan juga layanan lain yang punya fitur panggilan suara via internet termasuk Facebook Messenger dan Apple FaceTime.
WhatsApp sangat populer di Lebanon, digunakan oleh 84% orang dewasa di sana. 98% kelompok usia di bawah 30 tahun menggunakan layanan milik Facebook tersebut.
Pemberlakuan pajak WhatsApp langsung menuai protes keras. Bahkan demonstran di banyak tempat memblokir jalanan, membakar ban dan bentrok dengan aparat hingga gas air mata pun dilepaskan. Pemerintah coba menarik keputusan pajak WhatsApp tapi sudah terlambat.
Lebanon sedang dilanda krisi ekonomi dan korupsi masif sehingga rakyat kecewa. Penerapan pajak WhatsApp semakin menambah kemarahan mereka.
"Politisi membunuh kami. Semuanya mahal, tidak ada pekerjaan, tidak ada uang, tidak ada apapun," sebut seorang demonstran berusia 23 tahun, Khaled Dokmak.
"Kami berada di sini untuk segala hal, untuk bahan bakar, makanan, roti semuanya," kata demonstran yang lain, Abdullah.
Ribuan demonstran itu menuntut pemerintah untuk lengser karena dianggap tidak becus mengurus ekonomi dan disebut-sebut sebagai aksi terbesar di Lebanon sejak tahun 2015.(dtn)