Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Bekerja di Kementeriaan Luar Negeri (Kemenlu) khususnya di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) mengharuskan seseorang memiliki skill managerial dan lobi-lobi yang baik. Selain itu, ia juga harus memiliki mental dan stamina yang tangguh. Demikian dikatakan Kasubbag SDM Kemenlu Ari Hardiman dalam sharing sessions Kementeriaan Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia, di Gelanggang Mahasiswa Universitas Sumatra Utara (USU), Jalan Dr. Mansyur, Medan, Senin (21/10/2019)
"Coba Anda bayangkan, seperti kemarin, kami harus memulangkan mayat seorang WNI dari Paris ke kampung halamannya di sekitar Danau Toba. Sesegera mungkin mayat itu harus sampai ke keluarganya," kata Ari.
Maka, sambung Ari, managerial dan lobi-lobi itu harus kuat. Misalnya, langkah pertama kita lobi pihak bandara Jakarta dan ketersediaan maskapai. Kemudian kita lobi keluarga atau pihak-pihak yang bisa menjemput di Medan dan seterusnya sampai mayat tiba di kampung halaman.
"Jadi semua terencana dan cepat mainnya. Jangan pulak mayat diterbangkan ke Jakarta, sampai di sana tak ada yang jemput," ujarnya.
Ditambahkan Ari, bekerja di Kemenlu juga harus siap berpisah dengan keluarga. Kalau orangnya suka kangen atau tak bisa jauh dari keluarga, ya tidak bisa.
Di acara itu, salah seorang mahasiswi sempat melemparkan pertanyaan yang agak politis tentang apakah seorang ASN harus mendukung petahana. Dia memberikan contoh seorang ASN di USU yang dipecat belum lama ini, karena dianggap tidak mendukung petahana.
"Bagiamana Mas, apa memang seorang ASN itu harus mendukung petahana ya?" tanyanya.
Dengan senyum tipis, Ari menjelaskan, ASN itu ada kode etik. ASN diikat sumpah bahwa mereka adalah aparatur yang harus menjadi perekat bangsa. Jadi tidak boleh mereka memperkeruh.
"Kalau sampai dipecat, mungkin dia dinilai melanggar peraturan yang sanksinya berat," kata Ari.