Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Syahdan, ada empat tokoh yang menjadi menteri di pemerintahan, yang memulai kariernya dari Kota Medan. Yang teranyar adalah Yasonna H Laoly. Putera Nias kelahiran Sorkam, Tapanuli Tengah, 67 tahun silam itu kembali menjadi Menteri Hukum & HAM di kabinet Jokowi jilid II. Kabar itu terungkap setelah kader PDIP ini dipanggil Presiden Jokowi, Selasa (22/10/2019).
Dua puluh tahun silam, Panangian Siregar, politikus PNI, kemudian PDI (Partai Demokrasi Indonesia) pun menjadi Menteri Negara Lingkungan Hidup pada 1998-1999. Dr H. Bomer Pasaribu SH MSi. Politikus Golkar kelahiran Batangtoru, Tapanuli Selatan, 22 Agustus 1942 ini pun pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 1999-2004.
Tapi saya simak-simak ketiganya tidak tiba-tiba menjadi menteri di kabinet. Mereka merintis dari bawah dalam suatu proses yang berlika-liku.
Yasonna memulai karier sebagai aktivis GMKI semasih mahasiswa di FH USU Medan pada 1976. Lalu, Bendahara KNPI Medan pada 1983. Bahkan, menjadi Wakil Ketua DPD PDIP Sumut (2000-2005).
Dia terpilih sebagai anggota DPRD Sumut (1999-2004). Kemudian, menjadi anggota DPR RI dua priode, 2004-2009 dan 2009-2014. Sebelumnya dia meraih gelar doktor dari North Carolina University (1994).
Yasonna pernah menjadi lawyer pada 1978-1983. Lalu, bekerja sebagai dosen di Fakultas Hukum (FH) Universitas HKBP Nommensen (UHN) pada 1980-1983. Dia menjadi Dekan FH UHN pada 1998-1999.
Memang, biografi seorang politikus bisa berbeda-beda. Tetapi seorang politikus hendaklah mempunyai pengalaman berorganisasi di masa muda, seraya kaya dengan cakrawala pemikiran.
Tidak harus melalui jenjang akademik, tetapi bisa juga dengan otodidak, seperti dilakoni oleh Adam Malik, anak Siantar yang menjadi Wapres RI pada 1978 itu.
Panangian Siregar, kelahiran Tanjung Pinang, 23 Mei 1936 ini memulai karier politiknya sebagai Ketua Golongan Nasionalis dan Anggota DPRD-GR Sumut pada 1967-1971. Lalu, anggota legislatif di tingkat provinsi dan nasional hingga 1998.
Tak terkecuali Bomer Pasaribu. Sebelum menjadi Menteri Tenaga Kerja, dia adalah Ketua KNPI Sumut dan anggota DPRD Sumut pada 1971-1982. Lalu, anggota DPR RI (1982-1987) dan anggota MPR RI (1998-1999). Selepas menjadi Menteri Tenaga Kerja, dia masih terpilih menjadi anggota DPR pada 2004-2009.
Terakhir tercatat Bachtiar Chamsyah, politikus yang juga berkecimpung di Sumut, dan lalu menjadi Menteri Sosial pada 2004-2009. Di masa mudanya, dia dikenal sebagai aktivis HMI di Medan. Lalu, terjun ke politik menjadi kader PPP, dan menjadi anggota DPRD Sumut pada 1982-1987.
Bachtiar lalu melanjutkan karir sebagai anggota DPR RI sejaki 1992 hingga 2004, sebelum akhirnya menjadi Menteri Sosial.
Kita berharap semoga jejak keempat tokoh ini bisa menjadi inspirasi bagi para politikus yang memulai karir di Medan. He-he, tidak hanya menjadi “jago kandang.” Kemudian, kelak menjadi menteri di pusat pemerintahan.