Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kanker payudara merupakan kanker yang menyumbang kematian tertinggi di Indonesia. Salah satu jenisnya memiliki sifat yang sangat agresif dan cenderung kambuh, yaitu kanker payudara HER2 positif yang banyaknya sekitar 20 persen dari total kasus kanker payudara.
Salah satu obat yang disebut dapat efektif membantu pasien kanker payudara HER2 positif ini adalah trastuzumab. Namun sejak tahun 2018, trastuzumab hanya diberikan pada pasien kanker payudara HER2 positif yang memiliki karakteristik stadium lanjut dan metastase atau telah menyebar. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Kementerian Kesehatan (Permenkes) No. 22 Tahun 2018.
Padahal menurut dokter spesialis onkologi-radiasi dari RS Siloam, dr Denny Handoyo Kirana, SpOnk-Rad, semakin dini pemberian trastuzumab pada pasien kanker payudara HER2 positif, maka semakin kecil pula risiko kekambuhannya.
"Kalau dia makin banyak positifnya, artinya sel kanker ini makin agresif, cepat membelah diri dan ganas. Pemberian trastuzumab itu ada 2 agen dari pemberian obat ini yang dia sebenarnya memblok supaya pembelahan selnya atau agresivitasnya ini ditahan. Tapi pemberian obat ini menjaga selnya itu supaya tidak agresif," jelasnya saat ditemui di Perpustakaan Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2019).
Trastuzumab yang diberikan di awal stadium menurut dr Denny justru dapat menunda penyebaran sel kanker. Bahkan ia menyebutkan bahwa risiko kambuh akan berkurang 50 persen dengan obat ini.
dr Denny menambahkan, kata 'progresif' dalam Permenkes No. 22 Tahun 2018 dianggap dr Denny dan dokter lain ambigu. Para dokter berharap ada petunjuk teknis yang lebih jelas soal kata 'progresif' dan obat trastuzumab dapat diberikan pada pasien kanker payudara HER2 positif di stadium awal.
"Sebetulnya kami berharap ketika HER2 positif di atas 2 atau intinya dia stadium dini sudah ketahuan berguna mendapat trastuzumab, harusnya dia sudah diizinkan mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan kasusnya saat itu," saran dr Denny.
"Kalau dari hasilnya sudah HER2 positif ya tidak perlu menunggu progres. Apakah dia harus menunggu menyebar baru dikasih obat? Kalau sudah menyebar pun sudah tidak begitu beguna," pungkasnya.(dth)