Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sekretaris Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,AnwarSanusi, mengajak sejumlah negara yang tergabung dalam ASEAN Plus Three (APT) untuk mengadopsi program studi banding kepala desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ke berbagai negara, seperti yang dilakukan Indonesia saat ini. Menurutnya, APT adalah forum yang tepat untuk menyelaraskan program antarnegara, termasuk Cina.
Pada forum APT yang diselenggarakan di Myanmar tersebut, Anwar mengapresiasi dukungan Cina terhadap program studi banding kepala desa dan BUMDes dari Indonesia. Menurutnya, Cina merupakan salah satu negara yang mendukung upaya-upaya pembangunan pedesaan.
"Cina mendukung upaya-upaya pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan. Forum ini merupakan wadah yang sangat baik untuk menyelaraskan kerja sama antara Cina dengan negara-negara ASEAN," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (5/11/2019).
Anwar mengatakan, Melalui IPRCC, Cina telah aktif melibatkan negara-negara ASEAN dalam pengentasan kemiskinan. Selanjutnya, terdapat program CARE (Cina-ASEAN Rural Entrepreneurship) yang merupakan kerja sama ASEAN-Cina dalam menciptakan wirausaha-wirausaha pedesaan.
"Selain itu juga ada program ADF (ASEAN Development Forum) yang bisa dimanfaatkan. Yang mana ini adalah forum Pembangunan Pedesaan ASEAN, sebagai wadah diskusi isu-isu dan pengembangan kebijakan regional terkait pengembangan perdesaan dan pengentasan kemiskinan," ungkapnya.
APT merupakan hubungan kerja sama ASEAN Plus Three (APT) mulai terbentuk sejak 1997 yang melibatkan tiga negara Asia Timur yakni China, Jepang, dan Korea. Adapun KTT APT ke-1 diselenggarakan pada Desember 1997 di Kuala Lumpur pada saat kawasan Asia sedang dilanda krisis ekonomi.
Selama 10 tahun pertama (1997-2007), kerja sama APT didasarkan kepada Joint Statement on East Asia Cooperation, East Asia Vision Group Report dan Report of the East Asia Study Group. China, Jepang, dan Korea Selatan telah mengaksesi Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) masing-masing pada 2003 (China) dan 2004 (Jepang dan Korea Selatan).(dtf)