Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara (Sumut) tahun 2020 diperkirakan bakal lebih cerah dibandingkan tahun 2019. Ekonomi Sumut ditarget dikisaran 5,1-5,5% di tahun 2020, lebih tinggi dari target 2019 yang sekitar 5-5,4%.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, optimisme perekonomian Sumut tahun 2020 didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor. "Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Sumut tahun depan juga didorong oleh perdagangan, konstruksi dan industri pengolahan," katanya, Kamis (7/11/2019).
Wiwiek mengatakan, konsumsi rumah tangga didorong oleh peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumut tahun 2020 yang naik 8,51% dibandingkan tahun 2019 menjadi Rp 1,499 juta. Kemudian penurunan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) akan tertransmisi melakui stimulus kredit.
Untuk investasi, fokus pemerintah dalam mempercepat berbagai proyek infrastruktur yang mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dan Pelabuhan Kuala Tanjung.
"Kita juga berharap perdagangan antardaerah dan lapangan usaha industri pengolahan. Itu dari peningkatan permintaan CPO seiring dengan penyerapan biodiesel 30," kata Wiwiek.
Konsumsi pemerintah yakni pemilihan bupati/wali kota di 23 daerah tahun depan juga bisa berkontribusi terhadap ekonomi Sumut.
Meski disatu sisi, perlu juga diperhatikan faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumut tahun depan yakni lapangan usaha pertanian. Ada risiko alokasi pupuk bersubsidi yang berkurang karena luas lahan sawah berdasarkan Surat Keputusan Menteri ATR/BPN lebih rendah dari Sensus Pertanian 2013.
Selain itu, ekspor juga masih rentan karena perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina. Juga black campaign Eropa terhadap produk CPO asal Sumut. "CPO merupakan penyumbang terbesar terhadap ekspor Sumut yang tentunya berpengaruh juga pada realisasi perekonomian Sumut. Karena itu diharapkan perdagangan CPO tidak lagi dihantam kampanye hitam di Eropa," kata Wiwiek.