Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Yogyakarta - Pemerintah membuat program Pusat Pengembangan Keteramplilan (Skills Developmant Center). Program ini untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
"Pemerintah ingin memastikan program peningkatan skill pekerja sampai dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan arahan Presiden, program pemerintah tidak hanya sent, tapi deliver ke masyarakat," kata Plt Direktur Kelembagaan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan RI, Adi Nugroho, di sela-sela rapat koordinasi Skills Developmant Center di Yogyakarta, Kamis (7/11/2019).
Program terpadu ini diinisiasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan dengan melibatkan Kementerian Perindustrian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional serta pemerintah daerah.
Tujuannya adalah meningkatkan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pelatihan dengan dunia usaha dan industri dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar kerja di masing-masing daerah.
Sebagai piloting, pada 2019 program Skills Developmant Center dibentuk di 20 kabupaten/kota. Yakni Aceh Tamiang (Aceh), Pakpak Bharat (Sumatera Utara), Kota Padang (Sumatera Barat), Kota Serang (Banten), Bandung Barat, Sumedang, Kota Bekasi (Jawa Barat), Kota Semarang, Surakarta, Karanganyar (Jawa Tengah), Kulon Progo (DI Yogyakarta), Kabupaten Malang (Jawa Timur), Lombok Timur (NTB), Makassar, Bantaeng (Sulawesi Selatan), Kendari (Sulawesi Tenggara), Samarinda (Kalimantan Timur), Ambon (Maluku), Ternate (Maluku Utara), Sorong (Papua Barat).
"Pelaksanaan program tersebut ada di bawah koordinasi kepala daerah setempat dengan melibatkan unsur Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Bappeda, Dinas Perindustrian serta unsur pelaku industri," jelas Adi.
Untuk pelatihan keterampilan kerja diberikan secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan tanpa batasan usia dan pendidikan. Sedangkan jenis pelatihan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja di masing-masing daerah yang akan dilaksanakan di Balai Latihan Kerja (BLK) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
"Pada tahun 2020, program ini menargetkan memberikan pelatihan kepada sekitar 20 ribu tenaga kerja di daerah yang ditunjuk sebagai piloting," tambah Adi.
Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung, Aan Subhan, yang juga menjadi narasumber pada rapat koordinasi mengatakan, program Skills Development Center adalah bagian pelatihan vokasi dalam menjawab tantangan problem ketenagakerjaan nasional.
Menurutnya, saat ini angkatan kerja Indonesia yang mencapai 133 juta orang, didominasi lulusan SD-SMP yang jumlahnya mencapai 58 persen. Selain itu angka mismatch (ketidaksesuaian antara pendidikan dan pekerjaan) mencapai 50 persen lebih.
"Pelatihan vokasi yang tersertifikasi kompetensi dan sesuai kebutuhan pasar kerja di masing-masing daerah, adalah cara cepat menjawab kebutuhan tenaga kerja yang terampil, " ujarnya.
Program Skills Development Center, lanjutnya, mengajak partisipasi pemerintah daerah dalam mencetak tenaga kerja terampil. Apalagi, Indonesia dihadapkan pada bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak dibanding usia tua. dtc