Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Kita terkadang terlalu “mendewakan” infrastruktur. Misalnya, mengapa kunjungan turis ke Danau Toba belum melimpah ruah, karena waktu tempuh dari Medan ke Parapat sejauh 180 kilometer memakan waktu 5 jam. Karena itu muncullah rencana jalan tol, sehingga jarak tempuh tak sampai 2 jam. Peranan Bandara Silangit pun disebut-sebut cukup berperan.
Tapi saya kira, ada soal yang tampaknya sepele tapi dilupakan. Yakni, “senyum dulu.” Adapun soal sarana prasarana itu hal teknis. Tapi kesiapan masyarakat adalah hal utama.
Alam Danau Toba sudah indah tak terperi tak usah diperdebatkan. Apalagi jika warganya selalu suka tersenyum terhadap wisatawan Nusantara dan asing akan semakin asyik. Memang, tersenyum itu tidak mudah, apalagi terhadap orang yang belum dikenal.
Contohnya, suku Asmat selalu ramai dikunjungi oleh turis asing walaupun terpencil jauh di pedalaman. Untuk bisa mencapai Agats, kawasan komunitas suku Asmat, orang harus terbang dari Jakarta ke Jayapura selama 7 atau 9 jam. Kemudian, naik pesawat dari Jayapura ke Timika selama 1 jam, dan dengan pesawat perintis menuju Distrik Ewer dalam tempo 45 menit. Barulah, dari Ewer naik speedboat selama 20 menit ke Agats.
Apalagi pada saat Festival Suku Asmat yang jatuh saban Oktober setiap tahunnya, mereka tersenyum melalui karya patung yang artistik dan sangat digilai oleh para turis. Sangat banyak patung Asmat dikoleksi oleh museum maupun oleh hartawan Amerika Serikat.
Pada puncak pesta, selalu digelar lelang patung Asmat. Biasanya, lebih 50% terjual dengan nilai transaksi miliaran rupiah. Para pengukir meraih rejeki dapat mencapai Rp 30 juta-Rp 50 juta untuk satu patung.
Saya kira Festival Danau Toba – belum jelas tetap dilakukan, atau tidak, pada Desember 2019 -- bisa mengambil referensi dari suku Asmat. Bahwa harus ada karya budaya yang eksoktik dan unik yang mampu “menyihir” turis asing. Budaya tersenyum pun harus menjadi tradisi masyarakat dalam menyambut tamu. Infrastruktur bukanlah segala-galanya.