Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Santiago. Para demonstran di Chile terus melanjutkan aksinya memprotes kesenjangan sosial dan ekonomi. Dalam aksi terbaru yang awalnya berlangsung damai, sejumlah demonstran membakar salah satu gedung universitas setempat dan menjarah sebuah gereja.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (9/11/2019), sejumlah saksi mata menyebut sejumlah demonstran bentrok dengan polisi yang memasang barikade untuk melindungi gedung Universitas Pedro de Valdivia. Dalam bentrokan itu, demonstran membakar gedung universitas yang berusia 100 tahun tersebut. Petugas pemadam kebakaran mengalami kesulitan untuk menjalankan tugas mereka karena para demonstran.
Tak jauh dari lokasi pembakaran, beberapa demonstran yang memakai penutup kepala menjarah gereja La Asuncion yang dibangun sejak tahun 1876 silam. Para penjarah dengan nekat membawa keluar furnitur gereja dan membakarnya.
Puluhan ribu demonstran memenuhi area Plaza Italia di Santiago, yang selama beberapa waktu terakhir menjadi ground zero bagi unjuk rasa antipemerintah.
Unjuk rasa ini memprotes upah yang rendah, tingginya biaya pendidikan dan layanan kesehatan, serta sistem sosial-ekonomi yang dipandang lebih menguntungkan kalangan kaya. Unjuk rasa yang berujung bentrokan itu dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 20 orang sejak digelar pada 18 Oktober lalu.
Dalam aksinya, para demonstran juga menuntut pengunduran diri Presiden Chile Sebastian Pinera.
Pada Jumat (8/11) waktu setempat, demonstran memblokir ruas jalanan dekat sebuah pusat perbelanjaan mewah yang dipandang sebagai simbol Chile yang modern dan makmur. Pusat perbelanjaan itu telah ditutup selama nyaris dua pekan terakhir karena unjuk rasa.
Demonstran juga membakar barikade yang dipasang polisi setempat. Mereka meneriakkan slogan melawan Presiden Pinera, yang dalam wawancara dengan BBC menegaskan tidak akan mundur dari jabatannya.
Saat demonstran melewati Istana Kepresidenan, mereka meneriakkan tuntutan mereka agar Presiden Pinera mengundurkan diri. Beberapa demonstran dilaporkan sempat mengejek polisi yang menjaga Istana Kepresidenan.
Presiden Pinera, pekan lalu, merombak kabinetnya dan mengumumkan serentetan langkah untuk menenangkan para demonstran, termasuk aturan hukum yang menjamin upah minimum bulanan sekitar US$ 465 (Rp 6,4 juta). Namun demonstran melanjutkan aksinya dan menuntut agar Presiden Pinera mundur.
"Telah terjadi penyelewengan selama bertahun-tahun," sebut Raul Torres, seorang pensiunan berusia 65 tahun. Torres menyebut setelah bekerja selama 43 tahun, dirinya hanya menerima uang pensiun sebesar 130 ribu peso Chile (Rp 2,4 juta) yang menyulitkan kehidupannya sehari-hari.
Ikut dalam unjuk rasa di jalanan Alameda, Torres terharu melihat banyaknya kaum muda yang ikut aksi. "Ini membuat saya senang melihat banyak anak muda bangkit. Bagaimana bisa orang-orang tidak sadar sebelumnya bahwa kita mengarah ke kemiskinan?" ucapnya.(dtc)