Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-kisaran. Sejak sang ibu tersangkut persoalan hukum di Mapolres Asahan dua pekan lalu, DR, bocah perempuan berusia 10 tahun nyaris tak punya masa depan karena tak tahu akan tinggal bersama siapa. Selama ini dia diurus oleh ibunya yang kini berstatus tersangka narkoba. Sang ayah sudah lama meninggal. DR nyaris tak punya harapan untuk sekolah.
Namun, penerimaan Panti Asuhan Muhammadiyah Asahan dengan terbuka untuk menampung DR seakan membuat harapan masa depan itu diterangi cahaya. Upaya Kapolres Asahan, AKBP Faisal Napitupulu yang berkomunikasi dengan sekretaris panti asuhan, Fachri Mizan Harsono. Bocah kelas tiga sekolah dasar itu mendapat keluarga baru di panti asuhan.
“Kemarin, melalui Bung Anda Rambe, Ketua KNPI Asahan saya diminta hadir menemui Kapolres. Lalu Kapolres cerita kalau anak ini sudah tidak ada yang merawat karena ibunya sekarang tersangkut persoalan hukum,” kata Fachri saat berbicang bersama wartawan, Senin (11/11/2019).
Ibunya berumur 40 thn kini menjadi tahanan Polres Asahan. Ayahnya sudah meninggal saat dia lahir. Sedianya DR lahir kembar tiga. Sedangkan dua saudaranya kembar lainnya meninggal. Hanya dia yang selamat.
“Ibunya juga seorang mualaf dan anak tunggal. Keluarga almarhum suaminya di Surabaya. Sehingga disimpulkan DR tak memiliki saudara kuat (sebatang kara),” kata Fahri.
“Ketika ditanya 'apa keinganmu nak'. Dia bilang mau sekolah dan sudah 1 tahun tak sekolah selama di Belawan dan jarang masuk karena tak ada yang antar jemput, sebab sang ibu bekerja sebagai kuli angkut,” kata Fachri lagi.
Setelah mendengar kisah DR, Fachri kemudian menyampaikan hal tersebut ke pihak panti asuhan dan setuju menerimanya setelah mengurus sejumlah berkas persyaratan dan mendapat persetujuan dari ibunya.
Pada hari Sabtu, 9 Nopember 2019 Kapolres Asahan menitipkan DR langsung ke pengurus panti asuhan.
"Kami ingin menitipkan DR. Kami memikirkan masa depannya. Karena itu kami berharap, dia (DR ) bisa diterima di sini," kata Kapolres saat menyerahkan DR ke panti.
Kapolres tidak ingin DR menjadi korban atas kegagalan rumah tangga orang tuanya itu. DR harus terus sekolah. Mengejar impiannya. Sebagaimana anak-anak se-usianya.
"Saya rasa, Panti Asuhan Muhammadiyah ini adalah tempat yang tepat. Dan apa yang kita lakukan ini, sudah disetujui ibu kandungnya," ujar Kapolres sambil menyerahkan bantuan sembako kepada pengurus.
Dalam proses pengasuhan DR, kata Kapolres, pihaknya siap membantu. Pengurus panti bisa langsung berkoordinasi dengan dirinya. Kapanpun itu. Selain itu, Kapolres juga menyerahkan penali kasih. Sejumlah bahan makanan pokok, seperti beras, telur, minyak makan, mi instan dan lainnya, untuk memenuhi kebutuhan makanan anak-anak panti asuhan.
Atas hal tersebut, pimpinan pengasuh panti Asuhan Muhammadiyah Asahan, Sudirman Latsa memberikan apresiasi kepada Kapolres. Sikap dan tindakan Kapolres menjadi penyeimbang. Tegas dalam penindakan hukum, namun, disisi lain, juga memikirkan masa depan anak yang menjadi korban.
"Tindakan Pak Kapolres cukup bijaksana. Kami berjanji akan mengasuh DR dengan sebaik-baiknya. Memberikan pendidikan dan pembinaan sebagaimana mestinya, sehingga ia bisa meraih masa depannya kelak," pungkas Sudirman.