Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dihadiri para pejabat penting di Pemprov Nangroe Aceh Darussalam, Pemkab Aceh Utara, Pemko Lhokseumawe dan institusi lainnya, Senin (11/11/1019), PT Aceh Makmur Bersama (AMB), meresmikan ekspor perdana produk crude palm oil atau minyak kelapa sawit. Dengan negara tujuan India.
Peresmian ekspor perdana itu dirangkaikan dengan peresmian bulking terminal facility atau tangki timbun CPO berkapasitas 9000 ton lebih yang dibangun di Pusat Logistik Berikat bersama PT Pelindo I. Bulking berdiri di atas lahan seluas sekitar 1 hektare.
Ekspor perdana ini disebutkan menjadi sejarah baru bagi rakyat di Provinsi Aceh. Pertama, karena dilakukan langsung melalui pelabuhan Krueng Geukueh di Lhokseumawe. Tidak seperti sebelumnya melalui pelabuhan Belawan. Bagi para produsen CPO di Aceh secara ekonomi hal ini sangat menguntungkan.
"Bayangkan saja kalau biaya ekspor dari Belawan per-kg biayanya Rp 250 sedangkan dari sini Rp 200, berapa keuntungan yang didapatkan produsen," kata Direktur Utama PT AMB, Petrus Budianto, kepada wartawan seusai acara yang turut dihadiri Wakil Kajati Aceh (M Yusuf), Kakanwil Bea Cukai Aceh (Safuadi), Bupati Aceh Utara (HM Thaib), Wali Kota Lhokseumawe (Suaidi Yahya), tokoh masyarakat Aceh yang juga ketua Partai Aceh (Muzakkir Manaf) dan sebagainya itu.
Kedua, ekspor CPO menandai mulai bergeraknya industri pengolahan di Aceh. Tentu hal tersebut akan menggerakkan berbagai aktivitas ekonomi yang berakibat langsung pada lonjakan kebutuhan tenaga kerja. Aceh secara keseluruhan membutuhkan industri pengolahan yang lebih banyak dibanding saat ini.
"Dengan meningkatkan kegiatan industri di sektor hilir yakni industri pengolahan, perekonomian Aceh akan jauh lebih maju," ujar Safuadi.
Petrus menyebutkan AMB mengeskpor CPO sebanyak 6.000 ton. Jumlah itu setara nilainya dengan Rp 50 miliar. Ekspor dari Lhokseumawe memperpendek jarak dibandingkan dengan pelabuhan Dumai atau Belawan.
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, melalui staf ahli bidang perekonomian, Mahyuzar, menyampaikan rasa bangganya atas ekspor perdana CPO oleh PT AMB. Ekspor oleh AMB diharapkan akan meningkatkan kegiatan serupa di Kawasan Ekonomi Khusus Arun - Lhokseumawe. Karena berada di Selat Malaka yang dekat dengan dunia luar.
"Meningkatnya aktivitas perdagangan luar negeri atau ekspor seperti oleh PT AMB akan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi," terang Mahyuzar.
Sebagaimana Mahyuzar, Muzakkir Manaf juga menyampaikan kegembiraannya atas ekspor perdana CPO oleh PT AMB. Sudah sejak dua tahun lalu keinginan melakukan kegiatan ekspor dari pelabuhan Krueng Geukueh terlontar. Akhirnya bisa diwujudkan.
"Ke depan tak hanya CPO, berbagai komoditi lainnya juga akan kita ekspor dari sini. Agar kemajuan dan kesejahteraan rakyat Aceh kian meningkat," tegas Muzakkir.
Petrus memastikan keberangkatan kapal pengekspor CPO dari Krueng Geukueh menuju India akan dilakukan Rabu (13/11/2019). Seyogianya hari ini. Akibat keterlambatan kapal tiba dari Riau, terjadi perubahan jadwal.
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Aceh, HT Amir Hussein Ilyas, menyambut sukacita ekspor perdana CPO dari Krueng Geukueh. Pihaknya akan menguatkan kerjasama antara petani kelapa sawit dengan pabrik minyak kelapa sawit berorientasi ekspor agar nilai tambah produksinya melonjak. Karena pada akhirnya petani akan memperoleh keuntungan lebih besar dari sebelumnya.
Disebutkan setidaknya terdapat 500.000 petani memakai sawit di Aceh yang merupakan anggota APKASINDO. Dengan produksi 500.000ton pertahun.