Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Marelan. Andi Syahputra (47), mertua Rabbiul Muslim Nasution, meminta maaf kepada masyarakat dan jamaah masjid atas tindakan bom bunuh diri yang dilakukan menantunya itu di Mapolrestabes Medan yang melukai 5 orang, baik polisi maupun mahasiswa.
"Saya subuh tadi sudah menyampaikan mohon maaf kepada jemaah Masjid Nurul Iman dekat rumah saya, atas tindakan menantu saya, sehingga saya dijemput polisi untuk menjalani pemeriksaan," ujar Andi Syahputra yang ditemui medanbisnisdaily.com, Kamis (14/11/2019).
Dikatakan Andi, sejak dirinya dijemput oleh personel Gegana Poldasu, Rabu sore, dirinya diperiksa untuk memberi keterangan terkait kegiatan yang dilakukan Rabbiul Muslim Nasution. "Baru pukul 03.00 dinihari saya sampai di rumah," ujar Andi yang tampak terlihat lelah.
Kepada polisi, Andi menyebutkan anak gadisnya DA (23) dinikahi Rabbiul Muslim Nasution pada bulan Desember 2018. Setelah keduanya menikah, Andi memberikan modal usaha ayam gebrek kepada anak dan menantunya itu, dan tiga bulan pertama, Rabbiul terlihat bersemangat memajukan usahanya itu.
"Namun setelah tiga bulan usia perkawinan mereka, saya melihat Rabbiul Muslim Nasution bekerja kurang semangat, apalagi warungnya di Pasar 1 Rel Marelan sering didatangi orang yang berjanggut dari Belawan yang disebut-sebut beraliran Sal, dan anaknya (puterinya) pun kemudian terlihat memakai cadar," ujar Andi dengan suara parah.
Andi mengaku sempat marah dan menyatakan ingin mengambil alih usaha ayam gebrek yang modalnya mencapai Rp 18 juta tersebut. Dan setelah bulan Mei 2019, Andi pun jarang bertemu dengan Rabbiul. Pelaku pun usaha secara mandiri tidak lagi mendapat subsidi dari mertuanya. "Dia sempat bekerja sebagai ojek dan jual bakso bakar," ujar Andi.
Ketika ditanya medanbisnisdaily.com saat diperiksa oleh pihak kepolisian, Andi menyebutkan bahwa orang yang sering mendatangi warung Rabbiul Muslim Nasution adalah salah seorang anggota kelompok jamaah Sal yang berdomisili di Kota Belawan, sedangkan gurunya bermukim di kawasan Belawan Sicanang.