Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tak terima dengan perlakuan orang tak bertanggung jawab yang membuang bangkai babi ke Danau Siombak Indah, Marelan, sejumlah seniman dan sejarawan di Medan angkat bicara. Pasalnya, selama ini para seniman dan sejarawan itu tengah berjuang mengangkat kembali kejayaan Danau Siombak Indah berikut situs Kota Cina di Marelan. Sebaliknya, sebagian orang justru mencemari situs peradaban itu dengan bangkai babi.
"Kami lakukan survei dan wawancara dengan penduduk sekitar, mereka terpukul dan dampak psikisnya sangat besar. Tercatat sudah ada 700-an ekor bangkai babi di Danau Siombak Indah yang sudah dikuburkan," kata Agus, seniman teater dari kelompok Teater Rumah Mata kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (15/11/2019). .
Dikatakan Agus, jika selama ini warga akrab dengan air danau dan menggunakannya untuk kehidupan sehari-hari, sekarang mereka takut dan menghindar bersentuhan dengan air. Mereka harus membeli air dengan harga Rp 1.000/dirigen. Sementara kebutuhan per hari mencapai 8 dirigen.
"Memang ada nelayan yang nekad beraktivitas dengan risiko sulit mendapat ikan dan tubuh gatal-gatal," terangnya.
Sejarawan Ichwan Azahari mengatakan, sejak 2.000 tahun silam, tragedi ekologis di Danau Siombak Indah sudah terjadi. Setiap hari berton-ton sampah menumpuk di sini. Namun kali ini begitu ironis. karena bangkai babi yang terserang wabah hog cholera dibuang ke sini. Ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah Indonesia.
"Ini adalah tragedi ekologis sepanjang sejarah Indonesia. Baru kali ini terjadi dan sangat memilukan," kata Ichwan.
Menanggapi itu, Agus dan Ichwan Azhari menginisiasi pementasan kolaburatif berjudul 15.999 Tanda Tanya yang akan ditampilkan di pinggiran Danau Siombak Indah, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Marelan, Medan, Minggu (24/11/2019) siang. Namun sebelum pementasan akan dilakukan investigasi dengan menyusuri danau pada Minggu (17/11/2019). Rencana itu pun mendapat dukungan dari seluruh seniman di Medan dan juga aktivitas lingkungan dan pegiat sejarah.
"Selain pertunjukan juga akan digelar dialog dan pengumpulan dana untuk pembelian alat penyulingan air," terang Agus.