Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Bertambahnya jumlah ternak babi yang mati karena diserang virus hog kolera babi di Sumatra Utara, menurut Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, bukan suatu keheranan.
Sebab hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan babi yang terkena virus hog kolera tersebut. Efektifnya untuk mengatasi virus itu, menurut Azhar Harahap, masih hanya lewat langkah pencegahan dan pengendalian.
"Wabah mana bisa distop begitu, karena hog kolera itu belum ada obatnya, hanya pencegahan dan pengendalian saja," ujar Azhar Harahap menjawab medanbisnisdaily.com di Medan, Sabtu (16/11/2019).
Dalam kaitan pencegahan dan pengendalian itu, dinasnya, kata Azhar, memberangkatkan 17 tim ke kabupaten/kota. Ada sebanyak 17 tim yang dikirim ke kabupaten/kota, dimana 1 tim 1 untuk kabupaten/kota. "Sudah berangkat tadi. Jadi kita bekerja terus untuk kabupaten/kota," ujar Azhar.
Tidak hanya provinsi, lanjut Azhar, kabupaten/kota juga bekerja mencegah dan mengendalikan. "Semua proaktif kok.
Fokus kita pencegahan dan pengendalian segera, serta penguburan yang mati biar nggak mencemari lingkungan," sebutnya.
Azhar menepis jika disebutkan tim Unit Reaksi Cepat (URC) yang dibentuk Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, tidak bekerja. Baik tim URC maupun kabupaten/kota, jelasnya lagi, serius untuk pencegahan dan pengendalian virus babi melanjutkan tindakan yang sudah dilakukan sebelum-sebelumnya.
Termasuk untuk pelarangan pembuangan bangkai babi ke sembarang tempat, menurut Azhar, tegas dilaksanakan tim di setiap kabupaten. "Bah karena jalanlah itu makanya nggak berserak semua itu. Kalau nggak udah berseraklah semua ini dek sampai 6.000 hingga 7.000 ekor, udah baulah Sumatra Utara ini, tapi karena bekerja semua di kabupaten/kota pantas kita apresiasi dan hargai itu," pungkas Azhar.