Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Beca mesin bertenaga listrik buatan Universitas HKBP Nommensen (UHN) akan dikembangkan dengan sumber energi dari sinar matahari atau solar cell. Tidak berhenti pada yang sudah dihasilkan saat ini. Pengembangannya tetap bekerjasama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Seperti yang telah diperlihatkan ke masyarakat umum di kawasan Merdeka Walk Medan, Minggu pagi (17/11/2019), beca mesin bertenaga listrik kreasi UHN bisa melaju dengan kecepatan 60 km/jam. Dengan kapasitas tenaga listrik 2Kw dapat menempuh jarak sejauh 50km.
Guna memudahkan pengisian kembalikan (re-charge) tenaga listriknya, PLN disebutkan akan mempersiapkan sebanyak 12 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang tersebar di sejumlah titik. Termasuk di Lapangan Merdeka.
Oleh Rektor UHN, Haposan Siallagan, kepada medanbisnisdaily.com dikatakan upgrade terhadap beca listrik tersebut mulai dari peningkatan kapasitas tenaga listrik menjadi 3Kw, 5Kw hingga bertenaga matahari. Agar semakin efektif ; jarak tempuh semakin panjang dan pengisian tenaga listriknya kian cepat.
Rohansen Barus, salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin yang terlibat dalam riset beca listrik menyebutkan, dibutuhkan waktu 4-5 jam untuk mengisi ulang listrik beca terbaru buatan mereka. Itu sebabnya beca bertenaga sinar matahari (foto voltage) berusaha diciptakan.
Persoalannya, ungkap Rohansen, panel solar cell yang saat ini ukurannya terlalu besar dibandingkan dengan beca yang ada. Yakni 3x3M2.
"Mungkin nanti panelnya dibagi tiga dan disusun secara paralel sehingga ukurannya tidak begitu besar, tergantung hasil riset nanti akan seperti apa," ungkapnya.
Terutama untuk keperluan pengisian ulang tenaga listrik, beca bertenaga sinar matahari sangat bermanfaat. Sembari beroperasi membawa penumpang pengisian listriknya bisa terus berlangsung.
Kendati beca listrik UHN sudah layak digunakan, kata Haposan, oleh PLN belum diproduksi secara massal. Biaya pembuatan tiap unitnya mencapai Rp 35juta.
"Tidak membutuhkan oli, tak ada pencemaran udara, polusi suara, beca bertenaga listrik ini sangat menguntungkan," tegas Haposan.