Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnidaily.com - Jakarta - Siapa sangka di balik megahnya konstruksi jembatan lengkung bentang panjang (longspan) di Kuningan pada proyek LRT Jabodebek ada Arvila Delitriana. Sosok wanita itu yang merancang jembatan tersebut
Konstruksi long span ini melayang di atas jalan layan dengan bentuk melengkung sepanjang 148 meter dengan radius lengkung 115 meter tanpa tiang pier. Beton yang digunakan seberat 9.688,8 ton dan besinya seberat 2.929,7 ton. Sementara metode yang digunakan adalah concentrate box grider balance cantiviler.
Jembatan ini menyabet dua rekor MURI, yakni Jembatan Kereta Box Beton Lengkung dengan Bentang Terpanjang di Indonesia dan Rekor Pengujian Axial Static Loading Test pada Pondasi Bored Pile dengan beban terbesar di Indonesia.
Wanita yang akrab disapa Dina itu mengakui saat membangun jembatan itu sering dihantui kekhawatiran. Terang saja, konstruksinya tepat di atas jalan layang lebar yang di tengahnya terdapat jalan tol. Satu benda kecil jatuh bisa membahayakan arus kendaraan di bawahnya.
Meski begitu, Dina mengaku tidak ada semacam ritual khusus saat membangun jembatan itu. Dia hanya menjaga kewajibannya sebagai umat muslim untuk menjalankan solat 5 waktu.
"Ya solat aja. Saya sering bilang bahwa setiap jembatan bagi saya seperti bayi saya," tuturnya saat berbincang dengan detikcom.
Dina mengibaratkan mengandung saat merancang jembatan. Dia harus selalu berhati-hati dan merawat kandungannya agar bisa lahir dengan sehat.
"Kalau jembatannya sudah mau nyambung misalnya, itu seperti sudah buka-an 10. Jadi itu seperti kondisi yang sudah kritis, mules banget, pas dia nyambung ya lahir lah bayinya. Siap untuk diinjek-injek, dimanfaatkan. Jadi ya seperti kita hamil ya solat aja," tambahnya.
Dina sendiri sebenarnya sudah membangun puluhan jembatan sejak 2001. Semua proyek yang digarapnya diperlakukan sama dan berkesan sama.
"Semuanya sama. Ya kaya punya bayi, mau punya anak sampai 100 ya anak pertama dan ke-100 ya sama," tambahnya.
Beberapa karya jembatannya di antaranya Jembatan Kali-Kuto Semarang, Jembatan Layang Kereta Api Medan, Jembatan Layang Bus Way DKI Adam Malik, Interchange Solo-Kertosono, Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, Jembatan Cable Stay Pasupati, Jembatan Perawang, Jembatan Musi Banyuasin, Jembatan Tol Semarang-Solo, Jembatan Banyumanik II, Jembatan Gedawang, Jembatan Lemah Ireng dan lainnya.
Dina saat ini juga tengah menggarap proyek jembatan LRT di Dukuh Atas. Selain itu ada juga calon mahakaryanya yang tengah di garap yang berada di lokasi Ibu Kota Negara yang baru nantinya.
"Sebelumnya ada investor yang meminta saya mendesain jembatan untuk menghubungkan Balikpapan ke Penajam. Sekitar 5-7 km. Tapi di tengahnya nanti ada bentang jembatannya sampai 500 meter tanpa bentang di tengah, tapi lurus. Tipenya berbeda dengan yang ini. Jadi saat Pak Jokowi mengumumkan ibu kota pindah ke sana, itu tiba-tiba desain jembatan saya muncul. Saat itu baru sketsa untuk bantu investor menghitung investasinya. Kalau jembatan itu jadi Isha Allah akan menjadi masterpiece berikutnya," tutupnya. dtc