Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Banyaknya bangkai babi dibuang ke Sungai Badera, Kecamatan Medan Marelan dan di antaranya ada yang hanyut ke laut Belawan berdampak menurunnya omset nelayan dan pedagang ikan di Pasar KUD Pelabuhan Perikanan Samudera, Gabion Belawan.
"Pemerintah seharusnya memperhatikan nasib para nelayan tradisional dan para pedagang ikan yang selama ini berjualan di Pasar KUD Gabion Belawan, omset penjualan ikan menurun drastis, karena sepinya pembeli ikan," kata Ketua Aliansi Masyarakat Nelayan Sumatera Utara, Alfian Yunan kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (19/11/2019).
Menurut Alfian, pemerintah dinilai lamban mengatasi kasus pembuangan bangkai babi ke sungai, bahkan belum ada menangkap para peternak babi yang membuang bangkai tersebut secara sembarangan.
"Nelayan mengalami kerugian karena ikan-ikan hasil tangkapan nelayan tidak laku dijual. Kami minta pemerintah daerah, khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumatera Utara menyosialisasikan kepada masayarakat benar apa tidaknya ikan-ikan laut itu pemakan bangkai babi atau tidak.
Aliansi Masyarakat Nelayan Sumatera Utara juga meminta ganti rugi kepada pemerintah dan peternak babi yang telah membuang bangkai hewan ternak tersebut secara sembarangan di Sungai Badera dan Danau Siombak.
Ucok (60) pedagang ikan di Pasar KUD Gabion Belawan bernama mengaku mengalami penurunan omset penjualan dari 100 kg menjadi 50 kg. Hal yang sama juga dialami Br Simbolon (49). Biasanya Br Simbolon mengirim ikan 150 kg/hari, kini hanya 80 kg/hari, hingga dirinya mengalami kerugian hingga Rp 2 juta per hari.
Pedagang berharap kepada pemerintah agar secepatnya mengarasi masalah pembuangan bangkai babi ini, sekaligus bisa memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa ikan-ikan yang ada di Belawan tidak tercemar oleh bangkai babi.