Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sejumlah pelaku industri di Jepang bakal membawa uangnya ke Indonesia. Totalnya mencapai Rp 40 triliun hingga 2023. Hal itu berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan komitmen perusahaan asal Jepang berinvestasi di Indonesia diharapkan bisa segera direalisasikan, sehingga mampu meningkatkan kapasitas produksi dan memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri.
"Kami sampaikan bahwa secara garis besar dari hasil pertemuan dengan pelaku industri di Jepang sangat produktif. Sudah ada beberapa komitmen untuk investasi baru dan pengembangan (ekspansi)," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima, Selasa (19/11/2019).
Agus setidaknya sudah bertemu sejumlah perusahaan di Jepang, mulai dari direksi Nippon Steel, Nippon Shokubai, AGC Inc, dan Toyota Group.
Kata dia, Nippon Shokubai akan berinvestasi sebesar US$ 200 juta untuk pabrik acrylic acid berkapasitas 100.000 metrik ton. Saat ini kapasitas produksi pabrik mereka sebesar 140.000 metrik ton. Pada November 2021 akan menjadi 240.000 metrik ton.
PT Asahimas Chemical, anak perusahaan AGC Inc. Jepang, juga akan menggelontorkan Rp 1,3 triliun untuk ekspansi pabrik fase ke-7 di Cilegon Banten. Investasi tersebut untuk perluasan pabrik Polivinil Klorida (PVC) fase ke-7 dengan kapasitas 200.000 metrik ton per tahun. Pabrik ini ditargetkan rampung dan komersialisasi pada semester I-2021.
Perusahaan otomotif Jepang juga mengungkapkan komitmennya berinvestasi di Indonesia.
"Kami mendapat laporan tentang rencana ekspansi dari Toyota Group sebesar Rp 28,3 triliun. Ini termasuk pengembangan Toyota, Daihatsu, dan Hino," jelasnya.
Investasi di atas akan direalisasikan dalam jangka lima tahun ke depan, yakni 2019-2023 untuk mengembangkan bisnis di Indonesia.
Honda juga menyampaikan kepada pihaknya akan merealisasikan investasi sebesar Rp 5,1 triliun selama 2019-2023. Investasi tersebut untuk model baru dan pendalaman industri, lokalisasi dan sebagainya.
Agus telah menyerap banyak masukan dari pelaku industri Jepang yang berminat investasi di Indonesia.
"Kami ingin mengeksplorasi dan mengetahui berbagai tantangan apa saja yang ditemukan oleh industri di lapangan," tambahnya.(dtf)